Berbicara tentang penelitian atau riset menurut saya “feel”
atau “rasa” itu sangat penting. Meskipun pengalaman riset saya masih minim
tetapi pengalaman pas mengerjakan skripsi menjadi sebuah pembelajaran penting.
Penelitian skripsi dulu sangat berkesan bagaimana perjuangan cari judul, cari
dana riset, bikin proposal hibah, dibantai 3 profesor dan pada akhirnya lolos
hibah. Sungguh pengalaman yang menyenangkan berasa jatuh bangunnya, dan memang
begitulah dunia penelitian yang nyata.Sebagai mahasiswa kita biasanya tinggal
terima jadi project yang diperjuangkan dosen.
Tetapi sungguh beruntung saya pernah merasakan itu.Di balik
itu semua saya merasakan lebih beruntung lagi karena mendapatkan dosen yang
baik, dalam artian selalu mendukung mahasiswa yang kesulitan. Masih sangat
segar dalam ingatan saat dulu datang ke dosen hanya dengan sebuah ide. Saat itu
tidak ada yang percaya tentang ide riset yang saya usulkan, bahkan saya sempat
ditolak beberapa dosen karena beliau-beliau kelebihan kuota dan ada juga yang
terus terang menolak karena bukan bidangnya.Saat itulah saya merasa hampir
kehilangan harapan, sempat bingung juga.
Saat itulah saya ketemu dengan mbDaning, dosen yang
memberikan jalan untuk saya buat bikin proposal.“Proposal versi 1” dibuat hanya dalam satu malam, cerita-nya “proposal satu malam” dibantu oleh
teman-teman mahasiswa yang mau dijadikan anggota tim ada Andi, Erly dan Luthfi.
Proposal versi 1 inilah yang dibantai oleh 3 profesor dalam presentasi hibah
Tp3f waktu itu, dan memang pada kenyataannya kami belum siap masih banyak
lubang disana-sini. Selanjutnya masukan para profesor itu kami kumpulkan dan
kamu susun menjadi “Proposal versi 2”.Proposal
versi 2 akhirnya kami ikutkan ke dalam hibah mahasiswa UGM 2011, alhamdulillah
lolos.Di saat bersamaan mbak Daning juga memasukkan proposal tersebut ke dalam
Hibah Dosen Muda dengan judul yang lebih mendalam ke histologi, alhamdulillah
juga lolos. Dari hibah ini maka bisa dilaksanakan penelitian yang bisa digunakan oleh
teman-teman untuk seminar dan skripsi. Saat ini sedang menunggu review untuk
publikasi Nasional di jurnal Biota sebagai syarat output untuk hibah dosen
muda. Untuk hibah mahasiswa syarat output adalah dimasukkan di PKM –AI, kabar
terakhir dari Andi dan Erly kami lolos.
Namun, di saat bersamaan saya juga mendengar kabar bahwa hasil identifikasi
sponge saya dan andi harus di kroscek lagi. Beberapa hari sempat merasa
was-was, “waduh” tetapi setelah mengirim email ke mbDaning jadi lega. Beliau menjawab
bahwa “serahkan sama anak-anak yang di sini aja..Ibnu fokus aja dengan yang
dikerjakan sekarang”. Wah, terimakasih mbdaning :D, jadi lega.
Bagaimanapun juga meskipun penelitian spons itu hampir selesai, dan saya sudah
purna tugas. Riset spons itu berangkat proses yang panjang, perjuangan yang
tidak gampang dan waktu yang cukup lama. Tetapi dari situ saya merasa mendapat
“feel” penelitian, mulai ide, mencari dana, running riset, laporan dan
publikasi. Semoga penelitian itu bisa jadi publikasi jurnal nasional pertama
saya, mau author ke berapa tidak jadi masalah.
Kini..
Setelah lulus bulan mei lalu, akhirnya saya bekerja sebagai asisten peneliti di
IHVCB. Sampai saat ini alhamdulillah masih diberi jalan untuk bekerja di bidang
riset. Sebuah jalan yang memang saya cita-citakan setelah lulus kuliah “Menjadi Peneliti!”:D. Sebuah pekerjaan
yang sebenarnya tugasnya terus belajar dan mengamalkan ilmu yang didapat. Dalam
hemat saya menjadi peneliti itu hakikatnya “memberi untuk orang lain”.
Bagaimana bisa? Sekarang bayangkan saat kita mempelajari sesuatu kemudian
mendapatkan jawaban akan suatu hal untuk siapa jawaban itu. Tentu saja tidak
cukup jawaban itu untuk kepuasan pribadi, jawaban itu akan sangat bermakna
untuk orang yang membutuhkan.
Saat ini saya bekerja untuk riset di bidang biomedik khususnya pada bidang
imunologi, kenyataan yang baru bisa saya pahami setelah 3 bulan bekerja.
Setelah awal Desember lalu “Prof” head project saya datang langsung dari
Australia. Dalam tim riset saya adalah satu-satunya S-1 diantara para calon
doktor dan satu orang profesor. Diantara calon doktor tersebut salah satunya
adalah supervisor saya. Supervisor yang sangat baik, selalu sabar menjelaskan
dengan perlahan apa yang belum saya pahami dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
saya, terimakasih bu Henny.
Selama di Indonesia saya banyak belajar dari “prof” yang
tidak mau dipanggil prof. Beliau lebih suka dipanggil namanya. Mulai hari
pertama beliau banyak menjelaskan tentang detail project, tentang prospek untuk
saya saat bergabung dengan project, dan tugas saya sebagai RA (Research
Assistant). Saya benar-benar menjadi paham, ditambah lagi mendapat penjelasan
langsung tentang project dan latar belakang nya dari sisi imunologi.Selama
seminggu saya mendapat tugas tambahan menjemput beliau, dan mengantar ke meeting point, jadi saya punya
kesempatan lebih banyak belajar dari beliau. Pernah saya tanya “how many your
publication?” beliau menjawab “about 1100 paper”. Di kesempatan lain beliau
juga bercerita tentang perjuangan untuk memperoleh dana riset, dari 10 aplikasi
biasanya yang diterima satu proposal untuk satu project riset.
Yang menyenangkan adalah beliau juga memberikan materi dan
pemahaman tentang imunologi kesempatan langka dibimbing sama prof kan, saat
saya nulis postingan ini saya masih berkutat dengan jurnal imun, hehe.
Bagaimana tentang teknik laboratorium?Beliau sempat menunggui di belakang saya
melihat saya mengerjakan sampel. Saat itu saya sangat nervous,
haha..sampai-sampai saat sentrifugasi ada tube yang ketinggalan :P. Tetapi
beliau tetap santai seakan mengerti sambil memberi saran-saran yang sangat
tepat. Prof adalah guru yang hebat, saya harus mengakui itu. Dan saat beliau
mau pulang, sempat ngasih amplop tulisannya,
“This
is a bonus for hard work. I believe that you can do good work for the Project”,
Tricia
Langsung mak “deg”, kalo boleh
flash backtak terhitung berapa email
saya yang ditolak oleh para profesor pas mau daftar beasiswa ADS, termasuk oleh
prof asal Jerman yang saya temui di Kuala Lumpur dulu. Jawaban kesekian yang
terjawab, akhirnya saya dapat profesor. :D
The good news is I am already getting the
passion on this research… I hope I will learn a lot of things, and will be the
first step to publish a paper in the International journal…
Dan kini sedang mempersiapkan semuanya untuk memulai
project…
Bismillahirrohmanirrohim,
semoga dimudahkan dan dilancarkan..
UWA web page: http://www.pathology.uwa.edu.au/research/immunology/hiv-asia/indonesia