Sebuah
kondisi yang terkadang menjadikan tatapan orang di sekitar kita jadi
lebih tajam, perkataan orang lain terasa langsung mengucur bak air
panas, dan hal kecil yang gampang bikin keki.
I call this Skripsionist Syndrome!
You have another idea?or disagree? WHATEVER.. this blog is IBN World.. haha:)... Just kidding masbro!
Sikap
terbaik adalah jujur dan apa adanya mungkin statemen diatas dirasa
berlebihan, tapi ini realita gan! setiap orang yang pernah ngejalanin
pasti sepakat. Setiap orang juga pasti sepakat di saat seperti sekarang
dukungan orang terdekat mutlak diperlukan. Klasik memang, antara tekanan
dan dukungan seakan jadi dua kata yang saling bertautan. Dua kata dalam
ada ataupun tiada satu diantara keduanya akan menyebabkan disharmoni
dan Gejolak jiwa it means (GALAU).
Mencoba
melihat di sekitar, kawan-kawan seperjuangan yang masih berkecimpung
dalam skripsi, tentunya dalam berbagai tahapan. Ada yang masih cari
ide, bikin proposal, TTD wadek akademik (yang tak terduga licinnya
ditemui dan jago ngeles), Penelitian (Bertemu faktor X bila kurang
beruntung), Ngerjain pembahasan dan Pendadaran. Sedikit prihatin
saat ada kawan seangkatan yang dalam level2 diatas, menemui faktor X
bahkan karena kegalauan yang tak kunjung usai malah sering bolos kuliah
dan mangkir skripsi.
Sebagai mahasiswa tingkat akhir, akhirnya sebuah aufklarung muncul dalam disharmoni gejolak jiwa. Yang pertama kali kita lakukan adalah tahu di tidak tahunya. ada beberapa pertanyaan fundamental pada diri sendiri:
- Sampai level mana tahap skripsi kita? Cermati pertanyaan ini, apapun levelnya harus tertanam di dalam sanubari.. KITA BISA!
- Jika kita tertekan apa yang bikin kita tertekan? pertanyaan kedua sangat penting, setelah tahu kita perlu rileks buat melepas beban.
- Jika tekanan itu kita pikir bisa hilang dengan adanya dukungan, dukungan apa yang kita butuhkan? setelah tau tekanan apa, tentukan bentukdukungan yang kita butuhkan. Sebuah statement menarik "Wes nemu pendamping wisuda durung mas dinggo menyemangati skripsi juga?" wew dalam hati saya (Halah koe cah cilik lagi seminar wae gaya, pendamping ki dinggo sak lawase le ramung dinggo wisuda, emange kowe le!). Yeah, saya hormati statemen anak ababil itu dengan senyum saja sudah cukup.
Dimanapun level skripsi kita, yakin tekanan bisa datang dari mana saja, tapi kemauan untuk maju datang dari DIRI SENDIRI. Demikian juga dukungan, bisa datang dari mana saja. Tapi dukungan terbesar adalah dari DIRI SENDIRI.
Kuasailah DIRIMU, Maka Kau akan menguasai DUNIA, Karena di dunia hanya
ada DIRIMU dan Orang Lain. Salah besar jika kita kita selalu berharap
perhatian orang lain atas kewajiban pribadi kita.
Setelah
selesai dengan diri sendiri dan jadi pemimpin yang baik bagi diri
sendiri baru kita mulai berpikir, Pada orang yang menantikan senyum
kita saat bisa mandiri, AYAH dan IBU kita. Hei, hidupmu ga hanya sampe wisuda kawan, wisuda adalah gerbang menuju Kehidupan di Dunia Nyata. Menuju belantara Universitas Kehidupan!
Dalam posting yang tersurat kata Galau dan Ababil ini, terselip DOA untuk kawan-kawan yang menempuh skripsi.. Semoga Diberi Kekuatan menjalani dalam Ridhlo ALLOH SWT..
0 comments:
Post a Comment