Pages

Thursday 14 August 2014

Hati-hati Jurnal Abal-abal!

Di era digital seperti sekarang kita sangat mudah untuk mengakses informasi dari berbagai sumber. Mulai dari koran, majalah, website, TV, kolega/teman, hingga jurnal ilmiah. Dari sekian banyak sumber tentu saja tidak semuanya memberikan informasi yang benar. Maka kita perlu memilah-milah mana yang akan kita pergunakan sebagai acuan yang dapat dipercaya. Acuan ini tergantung pada tujuan penggunaannya, jika hanya untuk kepentingan hiburan maka koran atau majalah sudah cukup. Akan tetapi jika anda memerlukan informasi yang akurat maka anda memerlukan sumber yang terpercaya. Salah satunya buku atau jurnal ilmiah.Buku adalah kumpulan ilmu yang sudah diakui kebenarannya namun memiliki kekurangan dalam hal kebaruan. Sedangkan jurnal merupakan penemuan up to date atau terbaru dalam bidang ilmu pengetahuan namun kebenarannya biasanya masih dalam perdebatan. 
Untuk seorang peneliti, dosen, dokter, dan pejabat publik jurnal ilmiah memberikan informasi yang tergolong baru dan bermanfaat. Karena di dalamnya dibahas suatu permasalahan tertentu secara mendalam disertai dengan latar belakang, metode, hasil, pembahasan dan kesimpulan. Tapi jangan terburu-buru percaya 100% terhadap jurnal yang anda baca.


Anda tentu tahu banyak publisher terkenal yang biasa menerbitkan jurnal berkualitas seperti Nature, Science Direct, JStor, dst. Permasalahan yang kita hadapi adalah dalalm memilih mana jurnal yang kita butuhkan. Untuk mendapatkan jurnal yang kita inginkan kita tinggal menulis judul atau nama penulis di google.Tahukah anda bahwa tidak semua jurnal yang muncul di Google dapat dipercaya kualitasnya?. 
Ada Jurnal yang perlu kita waspadai yaitu bogus atau predatory journal. Jurnal ini adalah jurnal berbayar yang isinya tidak dapat dipertanggungjawabkan artinya proses penerimaan tanpa melalui proses review yang benar. Kalau sampai kita mereferensi predatory journal maka bisa dipastikan riset kita tidak akan valid dan gagal total. Berikut contoh dari predatory jurnal.

Scientific Journal by Inul Daratista and Agnes Monica :P
 List lengkap beserta update terbarunya dapat dilihat di sini. Lalu bagaimanakah untuk mencari referensi dengan tepat? nantikan postingan selanjutnya :D. 

Sumber gambar: predatory journal pict 


Sunday 3 August 2014

Yakin Bekerja Hanya Untuk Uang?

Sebelumnya saya mengucapkan selamat Idul fitri 1435H, Mohon Maaf Lahir dan Batin. Judulnya agak berat kali ini. Tulisan ini sekedar opini dan pendapat saya tentang pekerjaan. Lantas apakah maksud bekerja hanya untuk uang. Bermula dari celotehan teman yang berkata "Di Indonesia gaji peneliti dikit ya, Lab di Indonesia kan dananya sedikit". Saya hanya tersenyum dan berpikir dalam diam lalu lahirlah tulisan ini.
Bagi saya sendiri uang bukanlah satu-satunya pertimbangan untuk memilih suatu pekerjaan. Tentu saja uang itu penting namun bukan segalanya. Menurut Pak Anies Baswedan pekerjaan yang pas menurut beliau memiliki 3 kriteria yaitu: 

"Menumbuhkan semangat intelektualitas, bisa menunaikan kewajiban sebagai seorang ayah dan suami, serta memiliki efek sosial".

Saya sepakat dengan kriteria pekerjaan beliau, dimana uang ditempatkan sebagai sarana untuk pemenuhan kewajiban sebagai seorang kepala rumah tangga. Atau  untuk kepentingan keluarga misalnya untuk orang tua bagi yang belum menikah. Sedikit itu relatif, selama kita masih bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan menabung saya rasa itu tidak sedikit tapi cukup. Yang terpenting adalah kita bisa selalu bersyukur atas pemberian Alloh. 



Lantas  untuk apa bekerja jika tidak hanya untuk uang? ada beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan diantaranya prospek jenjang karir, aspek kebermanfaatan serta peran sosial,  dan pengalaman. Ketiga aspek tersebut jika terpenuhi maka uang akan mengikuti. Bayangkan jika hanya mengejar nominal saja, tentu saja aspek yang lain tidak serta merta mengikuti bukan.
Diatas semua itu sangat baik jika kita bisa meniatkan pekerjaan sebagai ibadah. Bekerja adalah melayani dan memberikan yang terbaik yang kita bisa untuk sesama. Bagi yang beragama Islam tentu saja ini sejalan dengan perintah Alloh untuk menjadi pribadi Ramatan lil Alamin. Jadi selain mendapatkan dunia juga mendapatkan akirat. 
Kesimpulannya adalah bekerja yang baik, niatkan ibadah, terus belajar dari pengalaman kerja sehari-hari dan selalu cermat melihat peluang. Harapannya bukan kita yang mengejar uang, dengan pengalaman dan bertambahnya keahlian maka uang yang akan mengejar kita nantinya.

Selamat bekerja setelah seminggu menikmati libur lebaran... :D

Sumber gambar: http://www.google-kai.com/wp-content/dontworkformoneymakemoneyworkforyou.bmp