Pages

Sunday 17 February 2013

Newbie Traveller: Salemba (JKT) - Cipanas (Bogor)

Perjalanan yang cukup dekat sebenernya antara jakarta menuju bogor, tapi perjalanan ini bisa dikatakan perjalanan darurat. Kenapa, karena seharusnya berangkat ke cipanas untuk acara rapat kantor kami semua tentu saja berangkat bersama-sama naek bus. Namun karena ada agenda rapat dengan prof maka saya harus menyusul ke puncak. 

Perjalanan dimulai dari kampus ui salemba, menuju stasiun cikini (Taxi Blue Bird 12k)
Berjarak sekitar 1,4 km sebenernya dekat kalo niat bisa jalan kaki, tapi mendingan naik taksi aja.hehe..
Klik map untuk lebih detail.

Dari stasiun Cikini naik Commuter Line menuju Stasium Bogor (CL 9k)

Menempuh jarak sekitar 56 km perjalana, harus bersabar apalagi kalo penumpang lagi banyak-banyaknya siap-siap berdiri sepanjang perjalanan. Perjalanan ini dapat ditempuh selama waktu 1 jam 26 menit ditambah waktu buat nunggu kedatangan kereta. Tapi enjoy aja.. katanya traveller.. hehe.. 
Klik map untuk lebih detail

Sampai Stasiun Bogor naik angkot 03 menuju terminal Baranang Siang (Angkot 2k)
Selamat datang di kota hujan :D. Setelah sampai di bogor, tinggal naek angkot 03 jurusan terminal Baranang Siang. Sambil menikmati pemandangan di kiri kanan. Sambil liat-liat istana bogor meskipun dari jendela angkot. Lumayan, sejuk.. :D
Klik map untuk lebih detail

Setelah sampai di Baranang Siang kemudian lanjut menuju Cipanas (Colt 13k)

Sesampainya di baranang siang sebenernya juga saat yang tepat untuk mengisi perut. Banyak pilihan makanan disini bagi yang suka wisata kuliner. Oh iya sekedar informasi untuk perjalanan menuju Cipanas bisa menggunakan angkutan colt jurusan Cianjur. Berhati-hatilah saat bertanya, kemarin kami hampir ditipu sama tukang ojek. Katanya colt menuju cianjur hanya sampai jam 4, padahal 24 jam. 
Akhirnya kami mendapatkan informasi yang valid dari abang tukang siomay, tidak ada yang gratis bung.. ini terminal hehe. Akhirnya colt tersebut menjadi tumpangan kami menuju puncak. Untung temen saya bisa bahasa sunda ongkos nya bisa ditawar meskipun cuma turun 2rb. Gapapa lumayan lah..
Akhirnya bejalanlah colt berwarna putih ini, dengan penumpang yang sangat full. Tidak ada space sama sekali di dalam. Harus bersabar empet-empetan, namun pemandangan di kiri kanan tetap tak terkalahkan. Selapas puncak pass, kita bisa menikmati hijaunya kebun teh yang tertata rapih, disana juga ada masjid Ta'awudz yang konon dulu dibangun dari hasil swadaya seluruh masyarakat Jawa Barat. 

Akhirnya setelah perjalanan yang lumayan panjang kami sampai juga di Green Hill. 

Perjalanan dengan ngeteng ini membutuhkan biaya sekitar (36k) perjalanan yang sangat enteng untuk seorang traveller.. tapi disini penulis baru belajar nulis post tentang travelling, besok-besok insyaalloh nulis perjalanan travelling yang lebih jauh deh.

Salam Newbie Traveller... :D

#Just ibn

Friday 8 February 2013

Menemukan Gus Dur


Setiap pagi saya menempuh perjalanan sekitar 15 menit ke kantor, melewati gang-gang sempit khas ibukota. Mulai dari kawasan perkampungan lalu berganti menuju kawasan pasar, lalu kembali berganti menuju kawasan jalan salemba sebelum memasuki kampus. 
Hey, di kawasan pasar di sebuah warteg yang sederhana di pasar Paseban saat lewat di depannya saya medengar lagu yang menarik. Setiap kali lewat situ beberapa kali selalu mendengar lagu yang sama. Astaghfirulloh robbal baroyah.. Astaghfirulloh minal khotoyah... dan seterusnya.. tapi dengan suara khas Gus Dur, sejak kapan beliau bisa nyanyi, hehe, Mendengar beberapa bait saja saya sudah bisa menduga bahwa banyak pesan yang bisa dipetik dari lagu yang beliau nyanyikan. 

Bapak Bangsa, Gus Dur.. Pesiden RI ke-4

Telisik punya telisik judulnya Syi'ir tanpo waton, setiap kali lewat warteg itu selalu tanpa sengaja mendengar dan memperlambat laju jalan. Setitik cahaya di belantara ibukota, beberapa hari lalu saya juga sempat mampir di warteg tersebut. Yeah, i am warteg boys... Entah saya sangat tertarik dengan isi syi'ir ini sangat menggambarkan realita umat saat ini. Namun sebenarnya ini bukan karangan Gus Dur tapi karangan KH Moh Nizam Ashhofa, tapi Gus Dur effect tampaknya membuatnya lebih populer sebagai punyanya beliau.
 

Semoga kita semua tetap istiqomah menjalankan amalan sholihat kita masing-masing..
matur nuwun Gus inspirasinya, setitik cahaya di belantara ibukota.

#justibn

Thursday 7 February 2013

Love and Quotes



Jikalau Jarak dan waktu adalah tembok..

Jika dua orang memang benar-benar saling menyukai satu sama lain. Itu bukan berarti mereka harus bersama saat ini juga. Tunggulah di waktu yang tepat, saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi hadiah yang hebat untuk orang-orang yg bersabar.

Sementara kalau waktunya belum tiba, sibukkanlah diri untuk terus menjadi lebih baik, bukan dengan melanggar banyak larangan, nilai-nilai agama. Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa suka itu semakin besar, atau semakin memudar.


-Tereliye-

  
Sumber gambar: ini


Jika belum siap.....
Jika belum siap, maka tutup pintunya rapat2, gembok dengan rantai terbaik, lantas lemparkan anak kuncinya ke dalam lautan luas. Begitulah cara terbaik menjaga hati dari perasaan.

Well, jangan cemas anak kuncinya tidak akan ketemu. Jika sudah tiba saatnya, jika Tuhan menakdirkannya demikian, jodoh yg baik akan membawa anak kuncinya, dan hei, pas sekali, sempurna sudah membuka pintu hati.

*setiap hari televisi, koran, majalah, media online, jejaring sosial menggempur remaja dan orang dewasa dengan contoh gaya hidup pacaran, dsbgnya. postingan sy hanya penyeimbang kecil yang tidak seimbang dalam kehidupan modern hari ini. silahkan repost, share, dan copas kemana2.
 -Tereliye-


Tentang ikhlas..



“Kau tahu, hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat.” 

–Tere Liye, novel ‘Eliana‘, repost edisi weekend


"Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya"

Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.

--Tere Liye, novel 'Daun yang jatuh tak pernah membenci angin'



Tentang kehilangan....

‎"Apapun bentuk kehilangan itu, ketahuilah, cara terbaik untuk memahaminya adalah selalu dari sisi yang pergi. Bukan dari sisi yang ditinggalkan."

--Tere Liye, novel 'Rembulan Tenggelam Di Wajahmu"

Tentang menerima...


Hei, dunia ini penuh misteri bukan? 

Banyak orang2 yang sungguh saling mencintai, tapi mereka tidak berakhir dalam sebuah pernikahan. Sebaliknya, banyak pernikahan yang terjadi datang dari dua orang yang tidak benar2 mencintai. 

Karena itulah, menerima apa-adanya jalan hidup, menjadi penting agar kita merasa bahagia.

*Tere Liye

Perasaan-perasaan

*Urusan perasaan, perasaan dan perasaan

Saya akhirnya menulis tentang ini, sebenarnya akan lebih baik jika kalian berproses menemukan pemahaman ini, proses yg kelok-kelok, terjaga, penuh kehormatan, selamat tiba di ujungnya. Itu akan lebih spesial, membekas, lantas mengenang semuanya sambil tertawa, ah, dulu ternyata semua itu lucu ya. 

Tapi baiklah, karena page sy ini persentase anggota remajahingga usia 22-nya tinggi sekali, dan jika sy tdk hati2, malah bisa salah paham, ada yg seolah2 mendapatkan pembenaran, maka akan sy rangkum beberapa poin penting urusan perasaan menurut versi tere liye (yg akan kalian jumpai paralel konsepnya dgn di novel, buku2).

1. Jatuh cinta itu manusiawi. Urusan perasaan, urusan membolak-balik hati itu adalah milik Allah. Boleh jatuh cinta? Ya boleh, tidak ada ulama dari mazhab manapun yg melarang jatuh cinta lawan jenis, mengharamkannya. Apalagi, duhai, seperti terjatuh, kita tdk pernah tahu kapan jatuh cinta itu terjadi. Tiba2 perasaan itu sudah mekar tak berbilang. 

2. Lantas, kalau kalian jatuh cinta, so what? Nah, ini bagian yg menariknya. Kalian mau menyatakan perasaan itu? Lantas so what? Kalian mau dekat2 dgn seseorang itu? Kalian mau telpon2an, tahu dia sedang apa, apakah bisulnya sudah sembuh, apakah panunya tidak melebar, apakah konstipasinya sudah hilang, sudah bisa ke belakang? Kebanyakan di usia remaja, hingga 20-an something, lantas kemudiannya ini yg tidak jelas. Pacaran? Tidak pacaran? Langsung menikah?

3. Ketahuilah, kita hidup dalam norma2, nilai2, batasan2 yg harus dihormati. Kecuali kalau kalian menolak norma2, nilai2, batasan2 tersebut, silahkan (dan berhenti sudah meneruskan membaca notes ini, karena kalian sudah tdk se-zona waktu lg dgn tulisan ini). Itu benar, memiliki perasaan itu kadang serba salah, makan tak enak, tidur tak enak. Itu benar, ada keinginan utk tahu apakah seseorang itu balik menyukai, keinginan utk bilang, cemas nanti dia digaet orang. Tapi kalau hanya ini argumen kalian, oh dear, orang2 sakau, ngobat, lebih tersiksa lagi saat dipisahkan dr hobinya tersebut. Mereka bisa mencakar2, bahkan melukai diri sendiri hingga begitu mengenaskan dan (maaf) is dead. Sy rasa, seingin apapun kalian jumpa dia, paling cuma nangis, tidak akan mati. Itulah kenapa hidup kita ini punya peraturan, agar semua orang bisa punya pegangan, selamat dr merusak dirinya sendiri. Sy tdk akan menggunakan dalil2 agama dalam notes ini--karena orang2 yg pacaran, kadang risih mendengarnya. Jadi kita sama2 kuat, sy pakai logika kalian sj.

4. Tapi saya harus bilang agar lega, bagaimana dong? Ya silahkan saja kalau mau bilang. Tapi camkan ini baik2, cinta sejati adalah melepaskan. Catat itu baik2, tanyakan pd pujangga kelas dunia, hingga pujangga amatiran narsis tere liye, semua bersepakat, cinta sejati adalah melepaskan, lepaskan dia jauh2, maka kalau memang berjodoh, skenario menakjubkan akan terjadi. Jadi? Kalau kalian belum jelas so what-nya, lantas kemudian mau apa setelah bilang, maka mending ditahan, disimpan dalam hati. Tuhan itu mendengar, bahkan desah tersembunyi anak manusia di pojok kamar paling gelap, paling sudut, di salah-satu kampung paling terpencil, paling jauh dari peradaban, paling tdk ada aksesnya. Jodoh itu misteri. Kalau nggak pakai usaha, nanti nggak dapat, gimana dong? Tentu saja usaha, tapi bukan dengan pacaran. Usaha terbaik mencari jodoh adalah: dgn terus memperbaiki diri. Nggak paham, kok malah aneh, malah disuruh memperbaiki diri. Ya itulah, dalam banyak hal, kalau kita nggak nyambung, memang nggak ngerti. Misalnya, banyak orang yg mikir kalau mau dapat ikan itu harus mancing di sungai. Padahal sebenarnya sih, kalau mau ikan, ya tinggal pergi ke pasar ikan. Lebih tinggi kemungkinan dapat ikannya--asumsinya punya uang.

5. Tapi apa salahnya pacaran? Boleh2 saja dong? Saya justeru merasa lebih semangat, lebih kreatif, lebih apa gitu setelah pacaran? Nah itu dia, kalian benar2 menyimpan bom waktu jika meyakini pacaran itu memberikan energi positif. Pacaran itu bentuk hubungan, dan sebagaimana sebuah bentuk hubungan antar manusia, posisinya rentan rusak, gagal, dan binasa. Boleh jadi betul, riset canggih akademik membuktikan orang2 pacaran bisa memperoleh motivasi baik, tapi saya, tidak akan memilih menggunakan 'pacaran' sbg sumber energi, mengingat sifatnya yg temporer sekali. Mending sy milih kekuatan bulan, jelas2 bulan itu sudah ada milyaran tahun, pacaran paling mentok hitungan jari tangan bertahannya. 

6. Baik, baik, lantas kalau tidak boleh pacaran, gimana dong? Kongkretnya apa yg harus sy lakukan? jawabannya mudah: Tidak ada yg perlu dilakukan. jatuh cinta, alhamdulillah, itu berarti tanda kita normal. lantas? Biarkan saja. Sibukkan diri sendiri dgn hal2 positif, isi waktu bersama teman2, keluarga. Belajar banyak hal, mempersiapkan banyak hal. Hanya itu. Nggak seru, dong? Lah, memangnya kalau pacaran seru? Paling juga cuma nonton ke manalah, pergi kemanalah. Pacaran itu seolah seru, karena dunia telah menjadi etalase industri entertainment. Pesohor2 menjadi teladan--padahal akal sehat siapapun tahu itu bahkan rendah sekali nilainya. Dari jaman batu, hingga kelak dunia ini game over, pegang kata2 saya: menghabiskan waktu bersama orang tua, kakak, adik, teman2 terbaik selalu paling seru. Apalagi jika ditambah dgn terus belajar, produktif, dsbgnya.

7. Lantas bagaimana sy melewati masa2 galau ini? Lewati seperti kebanyakan remaja lainnya. Lurus. Boleh kalau kalian mau menulis diary tentang perasaan2 kalian. Boleh galau menatap langit2 kamar. Boleh cerita2 curhat sama teman dekat dan orang tua. Boleh, tapi ingatlah selalu perasaan itu punya kehormatan. Kalian pasti sebal kan lihat teman sekelas yg tiba2 datang ke sebuah pesta ultah (padahal dia tidak diundang), sudah tdk diundang, makannya paling banyak, teriakannya paling kencang, paling gaya, norak, tidak tahu malu. Nah, ada loh--bahkan banyak-- orang2 yg tdk sadar kalau dia sebenarnya juga norak dan tidak tahu malu dalam urusan perasaan. Ya, kita sih kadang tdk merasa kalau sudah genit, ganjen, lebay. Sy tahu, istilah menjaga kehormatan perasaan ini boleh jd susah dipahami, tapi itu nyata, orang2 yg bisa menjaga perasaannya, maka se galau apapun dia, sesengsara apapun dia menanggung semua perasaan, besok lusa, kemungkinan untuk tiba di ujungnya dgn selamat akan lebih besar. Jangan coba2 berdua2an, jangan coba2 pergi kemanalah hanya berdua, bergandengan tangan, dsbgnya. Itu benar2 menghabisi kehormatan kalian. 

8. Nah, bersabarlah. Tunggu hingga kalian memang telah siap. Jika sudah yakin, silahkan kirim sinyal2, menyatakan perasaan, lantas silahkan libatkan orang tua. Btw (masih ngeyel), tapi banyak juga orang2 yg menikah tanpa pacaran bercerai, kok. Dan sebaliknya, orang2 yg pacaran malah langgeng? Itu benar. Sama benarnya dgn banyak orang2 yg mabuk2an, ngobat, tetap saja umurnya panjang. Eh, ada tetangga, alimnya ampun2an, malah meninggal lebih dulu. Harusnya kan kalau mereka melanggar peraturan, langsung ada petir menyambar. Menikah, membina keluarga, langgeng atau tdk, bahagia atau tidak, boleh jadi tdk ada korelasinya dgn pacaran atau tidak. Kita mungkin tdk pernah tahu misteri ini, tapi dengan menjalani prosesnya dgn baik, mengakhirinya dgn baik, semoga fase berikutnya berjalan dgn baik.

Sy konsen sekali masalah pacaran ini, karena sy tdk ingin kalian menghabiskan masa2 penting kalian utk urusan perasaan yg sebenarnya di usia kalian tdk penting2 amat. Dan sy harus bilang, orang2 yg paham, mengerti benar bahwa pacaran adalah pintu gerbang pergaulan bebas. Itu mengerikan. Masa' kalian mau dekat2 dengan pintu yg ada tandanya 'pergaulan bebas'. Saya bisa menjaga diri kok, tenang saja. Well, rasa2nya tidak ada orang di muka bumi ini, di zaman sekarang, yg bisa bilang dia sempurna bisa menjaga dirinya. Kalau bisa, maka setan akan gigit jari.

Sy membuat beberapa novel tentang perasaan, semoga itu bisa menjadi salah-satu alternatif kalian memahami beberapa poin di atas, hidup ini memiliki batasan2 yg tdk bisa dilanggar, bahkan sekuat apapun cinta tsb. Selalu ambil sisi positif dlm cerita2 tsb, lihat dr sudut pandang berbeda, maka boleh jd kalian akan menemukan pemahaman baru yg baik. Bukan sebaliknya, mengambil yg bisa memberikan argumen buat kalian--karena namanya novel, tentu sj sy harus memasukkan tokoh2 buruk, jahat. Sy juga menumpahkan banyak postingan soal ini, konsen saya.

Sy benar2 tdk bisa melakukan hal yg lebih kongkret dalam urusan ini, selain dgn tulisan2. Tapi itu hanya tulisan2. Itulah kenapa sy sangat menghormati guru2, orang2 dewasa, orang tua di sekitar remaja yg lebih kongkret, secara terus menerus menanamkan pemahaman itu ke remaja2 mereka. Dan di atas segalanya, yg akan membuat itu berhasil atau tidak, adalah kalian sendiri. 

Mari kita janjian, yuks, hari ini, 13 September 2012, maka dua puluh tahun lagi, 2032, kalau umur kita panjang, dan kalian masih ingat postingan ini, kenanglah kembali masa remaja, masa usia 20-an something kalian. Rasa2nya sy bisa menebak, kalian akan nyengir mengingatnya. Boleh, nanti tiba2 mengirimkan email ke saya, Bang tere, sy masih ingat postingan 20 tahun lalu itu--asumsi sy masih ber narsis ria di mana2. Dan Bang tere ternyata salah. Boleh. Atau kalau sebaliknya, tentu saja boleh, kirim email, bilang, ternyata Bang tere benar.

*lagi2 repost
-Tere Liye