Pages

Friday 8 February 2013

Menemukan Gus Dur


Setiap pagi saya menempuh perjalanan sekitar 15 menit ke kantor, melewati gang-gang sempit khas ibukota. Mulai dari kawasan perkampungan lalu berganti menuju kawasan pasar, lalu kembali berganti menuju kawasan jalan salemba sebelum memasuki kampus. 
Hey, di kawasan pasar di sebuah warteg yang sederhana di pasar Paseban saat lewat di depannya saya medengar lagu yang menarik. Setiap kali lewat situ beberapa kali selalu mendengar lagu yang sama. Astaghfirulloh robbal baroyah.. Astaghfirulloh minal khotoyah... dan seterusnya.. tapi dengan suara khas Gus Dur, sejak kapan beliau bisa nyanyi, hehe, Mendengar beberapa bait saja saya sudah bisa menduga bahwa banyak pesan yang bisa dipetik dari lagu yang beliau nyanyikan. 

Bapak Bangsa, Gus Dur.. Pesiden RI ke-4

Telisik punya telisik judulnya Syi'ir tanpo waton, setiap kali lewat warteg itu selalu tanpa sengaja mendengar dan memperlambat laju jalan. Setitik cahaya di belantara ibukota, beberapa hari lalu saya juga sempat mampir di warteg tersebut. Yeah, i am warteg boys... Entah saya sangat tertarik dengan isi syi'ir ini sangat menggambarkan realita umat saat ini. Namun sebenarnya ini bukan karangan Gus Dur tapi karangan KH Moh Nizam Ashhofa, tapi Gus Dur effect tampaknya membuatnya lebih populer sebagai punyanya beliau.
 

Semoga kita semua tetap istiqomah menjalankan amalan sholihat kita masing-masing..
matur nuwun Gus inspirasinya, setitik cahaya di belantara ibukota.

#justibn

0 comments: