Pages

Saturday 7 December 2013

Chapter 3: Ahkir minggu gowes dan mlampah-mlampah (1)

Hari jumat berlalu, seminggu yang penuh perjuangan berganti sabtu it means weeeeeeeekendd. Adrenalin berpetualang sudah mulai naik. Bak pucuk dicinta ulampun tiba, dapet pinjeman sepeda dari Prof. Disuruh jalan-jalan sendiri naik sepeda katanya "You can explore Perth with bicycle" yeah Ibn the explorer in Perth. 

Gowes ke UWA & Kings Park
Wintroph Hall
Jujur saya kurang yakin tanpa google map gowes di kota yang sama sekali belum saya kenal. Berbekal buku panduan wisata yang ada petanya (ga detail petanya) akhirnya saya memberanikan diri untuk gowes. Tujuan pertama adalah kampus UWA, Sebenernya  laboratorium tempat saya training termasuk UWA tapi letaknya di pusat kota. Suasana kampus UWA ini adem nyaman, sejuk, indah deh pokoknya. Itu pendapat subjektif orang yang sudah kesengsem pengen studi disini. Landmark yang paling terkenal ya Wintroph Hall, kata temen saya bangunan ini sangat fotogenik. Kabarnya kalau ada orang yang menikah pasti menyempatkan foto disini. Jadi pengen #eh salah fokus.
Oh iya di bangunan ini juga ada mushola-nya lho, ya tempat mahasiswa/wi muslim berkumpul dan juga sholat berjamaah. Pernah ngerasain solat disini sekali, tentu saja jamaahnya beragam dari berbagai bangsa. Tidak lupa saya berdoa sama Alloh SWT biar bisa foto pake toga disini :).
Lalu duduk beberapa lama di tangga di depan gedung ini sambil ngeliatin agak lama. Merekam suasana dan atmosfer yang ada secara mendetail. Jadi suatu saat nanti jika lelah, capek, kesepian, gundah, khawatir maka tinggal memejamkan mata membayangkan momen itu di depan Wintroph Hall.



Kings Park Botanical Garden
Setelah puas memandangi Wintroph hall, pedal sepeda kembali saya pancal kali ini menuju Kings Park. Konon tempat ini merupakan salah satu tempat yang populer dikunjungi wisatawan, sekitar 5 juta pengunjung per tahun. Merupakan salah satu taman di dalam kota terbesar di dunia. Dari taman ini kita dapat melihat panorama kota Perth, Swan river dan Darling range.. 
Berikut panorama swan river yang tampak dari kings park, tampak lebih indah di malam hari..




Selain itu juga terdapat tanaman-tanaman asli Australia, sayang sekali saya tidak sempat melihat satu persatu. Maklum terlalu luas untuk ngamatin tiap tanaman satu-satu. Sepintas tidak jauh berbeda dengan flora di Indonesia.



Fremantle
FREO!! teriakan-teriakan itu terdengar saat melangkah di masuk ke Freemantle selepas keluar dari Stasiun kereta. Kala itu naik kereta dari Karrakatta lalu turun Fremantle. Hmm.. transperth lumayan memudahkan. Kalau diibaratkan Jakarta Freemantle ini mirip kota tua banyak bangunan-bangunan bersejarah disini. Ada beberapa lokasi yang berasil saya kunjungi yaitu Shipwreck Museum dan Maritimme Museum.. Sambil menikmati suasana Fremantle modal jeprat-jepret kalo ada hal yang menarik.

Shipwreck Museum
Saya kagum dengan museum ini, semua koleksi ditata dengan rapi. Saat masuk ke museum ini dapet feelnya serasa kembali ke masa lalu. Ada dua hal yang menarik peratian saya yaitu sebuah mesin kapal yang telah karam ratusan tahun bisa direkonstruksi kembali. Tentu saja setelah direkonstruksi mesin tersebut masi bisa berfungsi. Yang kedua adalah kapal bernama Batavia, Profesor saya selalu menyebutkan tentang ini. Bahwa Indonesia dan Perth memiliki keterikatan sejarah. Kisah tentang kapal Batavia milik VOC yang karam di pantai barat Australia pada tahun 1929. Banyak intrik yang terjadi dalam peristiwa ini selengkapnya bisa baca disini.
Salah satu muatan kapal adalah batu bata yang dibawa langsung dari Belanda. Batu bata ini dibawa ke Jakarta (Dulu Batavia) untuk membangun kantor-kantor pemerintahan VOC. Mungkin saja batu bata yang dibawa menjadi pondasi bangunan-bangunan di Kota Tua, Jakarta.
Shipwreck Museum


Batavia

Maritime Museum
Museum kedua yang saya kunjungi adalah museum maritim. Jika shipwreck museum menyuguhkan nostalgia masa lalu maka museum ini lebih menampilkan perkembangan perkapalan di Australia. Mulai jenis-jenis alat tangkap ikan, jenis kapal hingga kisah sukses tim Australia menjuarai American Cup (Kompertisi Sailing paling prestise). Di sini dibeberkan rahasia sukses tim Aussie, yaitu pada desain kapal. Selain itu juga ada Megamouth salah satu spesies hiu langka di Aussie. Yang menarik sekali lagi mereka mengganti sistem preparasi formaldehid metode preparasi yang labih aman (gambar ketiga dari atas). Lalu pertama kalinya saya liat kapal selam meskipun yang ke-foto cuma buntutnya saja. Sayang sekali saat sampai di Museum ini baterai kamera habis :(, jadilah foto seadanya pake HP.
Satu hal yang paling berkesan di dinding museum ini, seakan-akan saya diajak kembali memandang horizon pantai Drini meskipun kala itu saya sedang di Perth..Alloh tampaknya menempatkan saya tidak jauh-jauh dari laut. Sea always in my hearth.. always.. everywhere I go...

"There is nowhere else I'd rather be nothing else I would prefer to be doing. I am at the beach looking west with the continents behind me as the sun tracks down to the sea. I have my bearings"

Tim Winton







bersambung...


Friday 29 November 2013

Repost: Perlawanan Badar

Maiyah adalah di mana saja kita berada, di rumah, di tempat bekerja, di rumah ibadah maupun di pasar, di jalan dan di manapun saja, selalu kita bersama Allah dan Rasulullah. Kapan saja kita sadar maupun tidur, di pagi hari, siang sore atau malam hari selalu kita bersama Allah dan Rasulullah.

Maiyah adalah membangun perlawanan badar yang sabar dan berilmu matang terhadap segala tindakan membangun rumah-rumah yang menjauhkan manusia dari Allah dan Rasulullah, terhadap konsep pasar dunia yang menyepelekan Allah, terhadap managemen penataan kehidupan yang mendhalimi Allah dan Rasulullah.
Maiyah adalah dengan siapapun saja kita berada dengan keluarga, dengan teman, dengan masyarakat, bahkan ketika kita sedang berada di tengah makhluk-makhluk Allah yang memusuhi kita selalu kita bersama Allah dan Rasulullah.
Maiyah adalah perlawanan badar yang sabar dan berilmu matang terhadap segala kekuasaan yang tidak menghadirkan Allah dan Rasulullah di dalam bangunan keluarga-keluarga manusia, di dalam peta pergaulan masyarakat.
Maiyah adalah apapun yang kita alami kegembiraan atau kesedihan, kekayaan atau kemiskinan, kesepian atau tidak kesepian, di kesunyian atau di keramaian, dalam keadaan sehat atau sakit, dalam kekalahan atau kemenangan selalu kita bersama Allah dan Rasulullah.
Maiyah adalah perlawanan badar yang sabar dan berilmu matang terhadap segala macam sistem dan ideologi kehidupan yang membangun kesedihan manusia, yang memiskinkan manusia di tengah luasnya rahmat dan rizki Allah, yang mengucilkan kemanusiaan, yang menyakiti dan menyakitkan manusia, yang memenangkan energi setan dan menindas Rahman Rahim Allah di dalam bangunan negeri dan negara manusia.
Maiyah adalah apapun sebab-sebab dari kehidupan yang menimpa kita ketika dijunjung atau dicaci, ketika dipuji atau dihinakan, ketika ditemani atau dikucilkan, ketika disayang atau tak diperdulikan, ketika disapa atau diacuhkan, ketika diberi atau dicuri akibatnya hanya satu: ialah selalu kita bersama Allah dan Rasulullah.
Maiyah adalah perlawanan badar yang sabar dan berilmu matang terhadap segala jenis kebudayaan, segala jenis benda tekhnologi, sastra dan lagu, kesenian dan kerajinan, berita dan hiburan yang menjunjung kebodohan dan mencaci ilmu, yang memuja kekonyolan dan melecehkan derajat manusia, yang membiayai besar-besaran kehinaan nilai, yang menghancurkan kehormatan, yang mencuri rahmat Allah.
Maiyah adalah apapun yang kita jumpai atau menjumpai kita — batu, air, langit, dedaunan, cahaya, kegelapan, kaca, keburaman, peristiwa, revolusi dan amuk, peluru, otoritas yang memalsukan kekuasaan Tuhan, angin, nafas dan seluruh badan kita sendiri — membawa kita untuk selalu bersama Allah dan Rasulullah.
Maiyah adalah perlawanan badar yang sabar dan berilmu matang terhadap segala bentuk kekuasaan dan pemerintahan yang memperlakukan alam dan kehidupan manusia untuk makar kepada kehendak suci Allah yang diinformasikan melalui Rasulullah.

Muhammad Ainun Najib, 20 November 2010
Sumber: caknun.com

Wednesday 30 October 2013

Chapter 2:Enjoy(ELIFLOW)

Dua minggu waktu yang cukup singkat untuk mempelajari sesuatu. Tetapi dengan guru/trainer yang handal saya rasa semua jadi mungkin. Kesempatan training yang diberikan oleh prof adalah belajar Flowcytometry dan ELISA Antibody CMV (too scientific untuk di tulis di blog, ha).

Flowcytometry (Let It Flow)

Sebelum berangkat ke Perth sebetulnya sudah diberi tugas sama prof untuk belajar flow, sambil tanya-tanya ke supervisor jadi pas berangkat tidak dengan otak hampa. Yah paham sekitar 10%, dikit banget yah. Awalnya sempet deg-degan waduh gimana ya paham enggak ya pas dijelasin. Mengingat pas hari pertama di lab sempet agak down setelah gagal speaking dengan baik dan benar pas ikut di kuliah mahasiswa master.
Tapi, Show must go on kan.. sambil meyakinkan dalam hati "Kamu bisa ben, ini kan passionmu!!"
Untuk flow cytometri ini saya mendapatkan mentor yang keren-keren Dino, Nandini dan Sara. Dari Dino dan Nandini saya belajar bagaimana thawing sel, menghitung sel, mempersiapkan flow tubes, dan terakhir menjalankan BD FACS Canto II :). Saya belajar banyak dari mereka mulai dari kompensasi yang lumayan rumit hingga membiasakan diri menjalankan flowcytometer. 

Training Flowcytometri dengan Dino Tan

Setelah flowcytometri selesai tentu saja kita harus bisa menganalisa hasil. Untuk menganalisa hasil flow saya di training oleh Sara. Menjelaskan tentang a-z flowjo, cara pemilihan flourochrome, dan menampilkan hasil menjadi bentuk output data. Alhamdulilah proses belajar flowjo ini berjalan lancar, trainer saya tampaknya senang karena bisa dengan cepat paham :). FYI untuk flow ini saya sudah belajar sejak 3 bulan sebelum keberangkatan ternyata proses belajar mandiri itu tidak sia-sia. Dapet kenang-kenangan dari trainer katanya biar saya ga lupa sama dia. 

Penampakan Flowjo dan Si kangguru dari Sara... 
ELISA 
Untuk ELISA saya berangkat dari nol, ya benar-benar dari nol. Terakhir kali melakukan ELISA ya pas kuliah S1 praktikum FH pun praktikumnya berjamaah. Sepertinya saya bertemu orang yang tepat, Silvia Lee. Dengan sabar saya diajari proses-proses elisa mulai coating, blocking, washing, memasukkan enzim, stop solution, membaca hasil di elisa reader dan menganalisis hasil. Ternyata seru juga setelah kita ngerti secara mendalam kenapa tiap step tersebut dilakukan. Sebenarnya pada saat praktek saya tidak pernah dijelaskan tentang apa fungsi tiap-tiap step, tapi tugas essay-nya itu lho yang bikin saya belajar secara serius. Nah saat kita mengerjakan essay lalu kita berikan ke trainer. Lalu dikoreksi "Benar-benar dikoreksi" lagi-lagi saya terkagum-kagum dengan sistem pembelajaran disini. Secara tidak langsung saya langsung ngerti apalagi ditambah sesi diskusi secara personal. Dua jempol untuk sistem pedidikan di Aussie. 
Bukannya meremekan sistem di Indonesia, tetapi saya merasakan bagaimana terjadi "Knowledge" transfer disini, sementara di Indonesia yang terjadi adalah "Information" transfer. Menurut saya knowledge dan information itu beda. Kita kuliah sebenarnya kita memperkaya informasi, lalu dengan informasi tersebut kita melakukan aksi bisa riset atau bisa juga praktikum. Setelah melakukan aksi maka kita akan mempunyai pengalaman/Experience. Informasi yang telah dipraktekan dengan sendirinya akan bertransformasi menjadi "Knowledge".

Lembur Essay gan, di tengah Dinginnya musim dingin di Perth klo malem bisa sampe 4 derajat Celsius. 
Hingga saat ini saya masih berkomunikasi dengan Silvia untuk memantapkan ELISA kami di IHVCB. Banyak kendala yang dihadapi, tapi dengan bekal "Knowledge" tadi saya akan sangat menikmati proses tersebut.

Training di Perth sangat berkesan bagi saya, kenapa?
Pertama, saya ketemu para peneliti profesional dengan jumlah publikasi yang banyak di jurnal internasional pula. Tentu saja itu sangat memotivasi.
Dua, saya jadi paham apa sih yang dicari dari proses belajar itu. Knowledge itu yang dicari, pada akhirnya nanti knowledge akan mengantarkan kita ke tingkat yang lebih tinggi yaitu kebijaksanaan/ wisdom. Itulah kenapa semboyan UWA itu "Seek Wisdom" <--- agak sok tau.
Tiga, Saya mengerti apasih goal project kami di Jakarta. 
Empat, sebagai sarana bercermin sejauh mana saya melangkah. Jadi tahu apa yang harus dilakukan jika ingin meraih PhD.

Perth, kota di barat benua Australia saya menyebutnya "The land of Dream". Bukan akhir namun awal untuk mimpi saya selanjutnya.
Terimakasih Prof.Tricia, Silvia, Dino, Sara, & Nandini..
Just Ibn


Saturday 28 September 2013

Capter 1: Departure Jak-Perth

Masih dalam status sebagai newbie traveller, berangkat dari Jakarta sekitar jam 15.00 menuju Soekarno-Hatta dengan Damri yang selalu menunggu di St.Gambir. Di dalam damri rasanya campur aduk penasaran sama Perth-sekaligus haru melihat dan meninggalkan Jakarta. Pas ada sms/wa masuk mengucapkan selamat jalan, semoga sukses menambah suasana tersebut. Alhamdulilah masih ada yang inget sama saya terimaksih. Ini pertama kalinya saya pergi ke selatan Indonesia menuju Aussie. Dapet kesempatan buat belajar teknik lab disana, ehm sekaligus menggunakan waktu luang buat apa lagi kalo bukan jalan-jalan :D. Dalam chapter ini banyak kejadian yang berkesan hingga bodoh, yah namanya juga newbie. 

Unpredictable moment
Momen yang pertama adalah ketemu dengan bapak dekan dan wakil dekan Fakultas Biologi UGM, Pak Suwarno dan Ibu Endang Semiarti. Mendapatkan banyak nasehat dan wejangan dari beliau, awalnya saya dikira mau ke Aussie untuk studi kemudian saya jelaskan bahwa saya disana cuma training, hehe. Semoga dua tahun lagi bisa studi disana ya bu.. 

Pak Warno dan Ibu Endang Semiarti di Soekarno-Hatta Airport
 Meskipun singkat tapi berkesan, Ibu Endang memberikan sangu doa, menurut pengalaman beliau waktu S2 di Jepang mennghadapi Profesor yang terkenal galak. Tetapi syukur Alhamdulilah ternyata profesor beliau malah baik banget, mahasiswa yang lain sampai keheranan. Beliau menjelaskan pada saya untuk melafalkan doa untuk tugas belajar ini,

"Allohummma mukhroja sidqin wa immaman sultanan nashiro
Artinya: Ya Alloh berikanlah masuk yang baik dan keluar yang baik, serta berikanlah kekuatan yang menolong"

Yah saat kita menginjakkan kaki di negeri yang belum kita kenal sebenarnya kita tidak perlu khawatir, satu hal yang saya suka dari travelling adalah ada saja peristiwa tak terduga yang membuat kita menemukan "moment of wisdom".

Sabuk oh sabuk
Kalo yang ini khas kekonyolan newbie ya sabuk pengaman di pesawat. Begitu masuk pesawat cari tempat duduk langsung duduk manis pasang sabuk "Klik". Penumpang sebelah juga sudah duduk mbak-mbak Indonesia yang modis dan bahasa inggrisnya sangat fasih. Taraaaa.... Kemudian datanglah seorang bule dia mau duduk di kursi tepat di sebelah jendela. Setengah panik saya mau buka kok ga bisa ya, waduh malu dong kalo buka seat belt aja ga bisa...haha.. Akirnya si bule bilang "Begini mas caranya...kliiik" lepas sudah itu seat belt. Malu juga sih, haha..
Yah bule di sebelah saya fasih berbahasa indonesia, mbak-mbak di sebelah saya sangat fasih berbahasa Inggris. First "shock culture" bagi seorang newbie menurunkan mental aduh gimana yah kalo disana nanti. We will see... 

Dinginnya Perth
Setelah turun dari pesawat, ke  imigrasi ambil koper langsung meluncur ke pintu keluar disana Prof sudah menunggu. Dengan pedenya cuma pake kaos pas keluar dari bandara.. Batuk-batuk kedinginan sambil bertanya-tanya, ini kulkas apa ya??*Perth jam 3 dini hari
Perth International Airport di foto sambil ngantuk jadi tempat sampah ikut ke-foto :P

Sunday 22 September 2013

Perth Training Work Hard Play Hard

Akhirnya bisa menulis lagi kali ini pengen nulis pengalaman selama dua minggu training di Perth, Western Australia. Dua minggu yang sangat berkesan saya bertemu orang-orang hebat, inpiratif dan super baik. Kesempatan yang berharga bisa melihat belahan dunia yang lain. Kota kecil yang indah... Perth.. :D

Mungkin saya akan menulis dalam beberapa chapter yaitu
1. Departure
2. Work Hard (ELIFLOW)
3. Play Hard (Wintroph Hall, Kings Park, Freemantle, & Chicerelo's)
4. Moment of Wisdom
 


Just Enjoy...


Tuesday 30 July 2013

Mudahnya Mengurus Visa ke Aussie (Subclass 600 Stream Bussiness Visit )

Saya ingin berbagi sedikit tentang pengalaman mengurus visa untuk keberangkatan ke Australia. Sebagai orang yang pertama kali ngurus visa awalnya saya sempat kebingungan, haha. Selain itu agak gundah dulana juga kalo visa kita ditolak harus apply lagi dan duitnya tidak dibalikin. Biar ga bingung plus gundah mari kita simak step by step dalam mengurus visa khususnya untuk ke Australia.

Terdiri dari 4 step mudah yang memakan waktu sekitar satu hari ke vsf, kemudian hari-hari berikutnya menunggu balasan lewat email. Apa itu vsf? vsf itu adalah perusahaan yang membantu pemerintah dalam melayani visa dan immigrasi. Pemerintah Australia menunjuk vsf sebagai Australia Visa Application Centre atau AVAC.Semua permohonan visa diajukan di kantor AVAC kemudian diteruskan untuk masuk ke tahapan proses di Kedutaan Australia di Jakarta. Semua proses untuk aplikasi visa akan berhubungan dengan vsf.

1)Tahap yang paling penting adalah menentukan apa yang ingin anda lakukan di negara tujuan.
Tujuan anda sangat menentukan jenis Visa yang akan anda apply, jadi harap dipikirkan matang-matang. Ada dua jenis visa yaitu visa sementara dan visa migrasi. Saya akan memberikan sedikit ilustrasi bahwa saya akan melakukan perjalanan ke Australia dalam rangka study visit plus training kurang lebih selama dua minggu.
Nah kira-kira jenis visa apa yang akan saya pilih? Untuk beragam keperluan jenis visa sangat bervariasi tergantung apa keperluan kita di sana. Untuk jenis-jenis visa dapat diliat di http://www.vfs-au-id.com/allaboutvisa.html kemudian baca dengan teliti. Dalam kasus ini termasuk Visa Sementara subclass 600 dengan stream Bussiness visit. Subclass 600 sendiri dapat digunakan oleh "Orang-orang yang bertujuan untuk mengunjungi Australia sementara untuk berlibur, mengunjungi keluarga atau teman, menghadiri rapat, konferensi atau untuk belajar dalam jangka waktu pendek (sampai dengan 3 bulan). Visa ini bukan untuk bekerja atau berobat."
Tiap stream wajib mengisi jenis-jenis formulir yang berbeda, untuk kategori stream Bussiness visit mengisi formulir 1415  bisa dilihat di sini Formulir 1415 

2. Persiapkan dokumen pendukung 
kelengkapan dokumen bisa dilihat di sini checklist, dokumen-dokumen yang dibutuhkan adalah:
  • Aplikasi form 1415 yang telah diisi lengkap
  • Foto kopi paspor (di vfs akan di legalisir terlebih dahulu loket 9)
  • Foto kopi kartu keluarga
  • Foto kopi akta kelahiran
  • foto kopi ktp
  • pas foto 3x4 berwarna
  • Invitation letter dari institusi Australia
  • Surat keterangan bekerja dari institusi asal di Indonesia
Setelah semua persyaratan lengkap, kita dapat memasukkan aplikasi kita melalui counter yang tersedia. Berkas-berkas kita akan diperiksa kelengkapannya. Setelah lengkap kita tinggal membayar biaya administrasinya.
Mudah dan cepat bukan :D

3.Pengecekan status visa
Setelah aplikasi dan dokumen pendukung lengkap kita akan mendapatkan bukti pembayaran besertaVLN number, nomor ini yang nantinya akan dimasukan ke sini https://www.visaservices.org.in/DIAC-GLOBAL-TRACKING/indonesiaBH.html
Untuk visa jenis ini proses akan berlangsung selama 5 hari kerja bisa lebih cepat atau lebih lambat, saran saya lengkapi semua persyaratan di awal sehingga prosesnya cepat dan tidak perlu bolak-balik melengkapi persyaratan.


4.Pengumuman Aplikasi visa
Sejak 1 Juli 2013 Australia telah mengumumkan penerapan kebijakan visa label free, jadi setelah seharian mengurus visa di vfs kita tinggal menunggu email saja, karena hasil aplikasi visa kita akan dikirim via email.
Ini contoh visa saya yang akhirnya di approve...:).

Visa Grant Notice from Australia Embassy
Bagaimana mudah kan ngurus visa ke Aussie, mungkin ada yang tanya vsf itu dimana silahkan cek di sini ada dua kantor di Jakarta dan di Bali. Untuk kantor yang di Jakarta deket dengan halte busway GBK (Gelora bung karno) tinggal jalan sekitar dua ratus meter sampailah ke Plaza Asia.
Ha-hal yang kadang berubah adalah jenis form yang digunakan, rajin-rajin update dan cari informasi ya bisa cek disini. Jenis visa subclass 600 ini adalah pengganti subclass 456.

Semoga bermanfaat

Just Ibn

Sunday 21 July 2013

IHVCB UI 2013

IHVCB UI All crew
"Institut riset tempat kami para peneliti muda ditempa, belajar, bekerja dan berkarya. Bukan kisah gemerlap materi tapi tentang Nasionalisme dan Idealisme Berkarya"


 
 

Saturday 20 July 2013

Grown up Your Essay, The Thesis Embrio

Kurang lebih sudah hampir sepuluh bulan menjalani penelitian. Ada satu kebiasaan yang paling mendebarkan yaitu saat harus membuka email dan mengupdate Essay yang diberikan oleh prof. Sebenernya saya juga merasa sangat beruntung bisa dibimbing langsung oleh profesor yang ahli di bidangnya. Meskipun saya bekerja sebagai Junior research assistant tetapi secara langsung juga diberi tugas untuk membaca jurnal, mereview kemudian menuliskan ke dalam sebuah Short Essay.
Ya menulis dan memperbaiki "Short Essay" adalah pekerjaan saat menunggu sampel yang akan dikerjakan. Sebenarnya saya merasa sangat terbantu dengan kebiasaan semasa kuliah, pas gila-gilanya cari jurnal tentang sponge yang pada akhirnya menemukan sebuah ide untuk skripsi. Saat ini juga sama, saya memiliki tugas untuk membaca jurnal sebanyak mungkin lalu menuangkannya melalui pemikiran sendiri ke dalam sebuah Short Essay. Short Essay ini lah yang nanti akan menjadi embrio Tesis saya nanti *meskipun S2 aja belum daftar gan :P

Pembeda....
Tentu saja proses ini berbeda dengan masa-masa kuliah S1 dulu, saat saya membaca jurnal lalu menemukan sebuah ide. Saat itu saya sangat beruntung karena tidak "salah paham" membaca jurnal-jurnal yang saya baca. Lebih beruntung lagi dapet ide, tapi itu tidak lepas dari konsultasi dengan orang-orang yang ahli di bidangnya. Beberapa orang yang saya temui maksimal bergelar doktor di bidang mereka masing-masing.
Bedanya, saat ini yang saya hadapi adalah seorang profesor dan ilmu yang saya dalami saat ini yaitu "Immunologi" adalah bidang yang sama sekali berbeda dengan subjek pada saat S1. Dalam beberapa sesi komunikasi saya merasa hampir putus asa karena tidak bisa segera memahami beberapa materi yang diberikan prof. Hal itu memaksa saya untuk lebih banyak membaca dan harus lebih "gila" belajar. Sampai-sampai teman satu lab pernah bilang kok "belajar terus sih nu?". Dalam hati, saya belajar karena ga ngerti-ngerti.. haha...
Essay saya yang paling sukses adalah essay yang pertama kali saya buat itupun dalam waktu 3 bulan baru jadi. Essay yang kedua kini sedang saya revisi, berarti lamanya sudah sekitar 7 bulan hanya untuk sebuah essay. Betapa lambatnya saya.. :(

Pembelajaran..
Dari proses selama hampir sepuluh bulan ini saya mempelajari satu hal tentang bagaimana sistem pendidikan di negara seberang. Selama konsultasi dengan prof beliau selalu memberikan kalimat-kalimat yang positif. Kemudian memberikan masukan yang sangat bagus dan tepat. Yang saya rasakan adalah senang karena hasil kerja keras saya dihargai, dibaca dan diberi masukan. Meskipun itu adalah pemikiran seorang anak S1. Saya merasa sangat beruntung bisa bekerja di posisi ini. 

Progress menuju mengerti di tidak taunya...
Dalam mata kuliah filsafat ilmu sering disebutkan oleh pak Sembiring kala itu, "kalian harus mengerti di tidak tahunya". Yang sekarang proses tersbut yang sedang saya tempuh untuk mengerti di tidak tahunya sebelum mengerti sesuatu. Semoga bisa segera naik level...
"The statement made by these very well known authors is a guide but you must be careful…if you want to be sure of the fact then you must read the article where the evidence was presented and assess the evidence yourself." Prof 
Proses selanjutnya adalah mampu memahami semua informasi yang dibaca kemudian mampu menuliskan pendapat sendiri, saya yakin bahwa proses ini butuh analisis dan sintesis yang mendalam. Apalagi sebelum mampu menelurkan sebuah ide. Masih jauh panjang dan berliku, tetapi bukankah menyenangkan selalu mendapat tantangan.

It's my Reason to be brave... 


 

Jakarta, 19 Juli 2013
Ramadhan malam ke-11

Saturday 29 June 2013

Soe Hok Gie masa kini di Kampus Perjuangan


Beberapa waktu lalu saya sempat diskusi dengan wakil direktur institut. Beliau adalah seorang dokter sekaligus peneliti, tentu saja seorang maestro di ranah riset biomedik. Mungkin saya menganggap beliau sebagai role model scientist yang patut dicontoh. Untuk soal idealisme dan nasionalisme tidak tau kenapa sepertinya saya bertemu dengan Soe Hok Gie dalam bidang riset, hehe.
Tentang karir sebagai peneliti beliau berpesan mumpung masih muda kita harus semangat dan mau bekerja keras. Kenapa? alasannya adalah dana riset yang digunakan adalah dana masyarakat. Jadi kita harus berusaha seoptimal mungkin agan kita bisa menghasilkan produk atau informasi sebagai output penelitian. 

Pesan beliau yang lain adalah "Jadilah ahli, maka cepat atau lambat nasibmu akan berubah". Bagaimana kita bisa menjadi ahli, tentu saja dengan fokus dan usaha yang tidak main-main. 
Beliau sempat juga bercerita tentang perjuangannya pas PhD di Australia.Selama lima tahun, bener-bener hidup dalam lab. Ngelab dari jam 7 pagi sampai jam 12 malam kadang jam 4 pagi, hingga harus menginap di lab, beratnya PhD cah... tetapi juga ditekankan pengalaman kerja selama lima tahun lah yang sebenarnya sangat mahal. Yaitu pengalaman riset... :D.
Untuk penelii muda dan masih minim pengalaman seperti saya ini saran beliau sangat memotivasi. Dan untungnya sejalan dengan apa yang saya pikirkan. Bahwa saat ini sebaiknya segera melanjutkan S2, lalu kalau ada kesempatan lanjut S3/PhD, setelah itu penelitian Post Doc. Selanjutnya saatnya untuk berkarya..
Lebih jauh beliau juga memberikan masukan tentang sangat dibutuhkannya orang yang fokus di Clinical Immunology, beliau bilang.. Indonesia butuh orang seperti "Prof" untuk mengembangkan riset disini (Prof saya yg dari UWA). Berarti beruntung sekali saya bisa belajar langsung dari prof, cuma dari komunikasi short essay terakhir saya #gagalpaham :(. 
Tetapi bukan berarti gagal paham terus semua berhenti kan? mengingat papan warna hijau di kampus Salemba, Saatnya kembali mengumpulkan segenap asa untuk kembali berjuang di Kampus Perjuangan. Terimakasih Soe Hok Gie Masa Kini.....

Papan Besar di Kampus UI Salemba
Sumber Gambar: ini

Para Pejuang PJKA (Pulang Jumat Kembali Ahad), Bahagia Itu Sederhana

Beberapa waktu lalu saya menyempatan pulang ke kota kelahiran Yogyakarta. Sebuah perjalanan singkat yang pada akhirnya menghantarkan saya pada sebuah pemikiran sekaligus pemahaman. Memang saya tidak terlalu tertarik menulis hal-hal bombastis, puitis, atau apalah. Saya lebih suka menulis pengalaman-pengalaman sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Itulah kenapa saya menulis tentang ini.
Bermula dari perjalanan dari Jakarta menuju Kutoarjo, when the story begins...
Setengah 6 sudah di St.Pasar senen menunggu kutojaya perjalanan panjang sekitar 8 jam lalu dilanjutkan naik bus menuju jogja. Atmosfer kereta ekonomi, begitu memasuki gerbong kereta. Suasana akrab sangat terasa. Didominasi para bapak-bapak yang tampaknya berasal dari satu daerah. Mereka bercengkrama sekaligus bersenda gurau dengan akrab. Lamat-lamat sambil mendengarkan pembicaraan mereka. Pembicaraan sederhana, bukan tentang jakarta beserta paket kemacetannya, atau obrolan sok tahu tentang politik Indonesia. Sebuah obrolan sederhana tentang Desa mereka, dan tentu saja keluarga masing-masing.
Saya mendengar salah satu bapak dengan khawatir dan harap cemas melihat jam kemudian bercerita pada kawannya. Kapan kereta ini tiba di tujuan, bapak itu khawatir tidak bisa menggunakan hak suaranya untuk pemilihan lurah. Lain lagi dengan bapak di depan saya beliau sedang menelfon anaknya, sambil menasehati tentang pilihan universitas.
Bukankah peristiwa sederhana diatas biasa saja? anda benar.. Yang ingin saya tekankan adalah dari bapak-bapak ini setidaknya saya belajar arti "Menerima", tentang kondisi yang mengharuskan mereka pulang pergi dari Jakarta-Jogja tiap minggunya. Lelah fisik itu pasti, biaya transport jelas lumayan. Namun diatas semua itu bapak-bapak ini mengajarkan saya tentang arti bahagia yang sesungguhnya. Yaitu saat bisa melepas rindu saat bertemu "Keluarga". Bukankah kebahagiaan itu sederhana,...




Sumber gambar: ini


Wednesday 19 June 2013

Public Lecture Vaccine Design & Bioimaging Probe, Sebuah perspektif yang berbeda Immunologi, Bioinformatik, dan Biologi Sel

Berawal dari informasi di milis biotek, akhirnya saya dapet kesempatan untuk hadir di acara public lecture ini. Meskipun awalnya gak kebagian kuota, tapi ternyata ada temen yang pas hari-H ga bisa datang. Terus saya gantiin deh dateng ke acara ini. Pembicara public lecture ini ada 3 yaitu Prof.Chang Young-Tae (NUS), M.Asif Khan, Ph.D (Perdana University), dan  Tan Swan (Perdana University). Kita akan membahas dua pembicara yaitu Asif Khan dengan Prof. Chang menurut saya keduanya memberikan kuliah yang cukup menarik dan baru bagi saya :).
Vaccine Design, itu yang dibawakan oleh Asif Khan. Awalnya saya membayangkan akan menemui public lecture yang membahas tentang bagaimana membuat vaksin, clinical trial dan sebagainya. Nyatanya tidak, itulah kenapa saya sebut "perspektif yang berbeda". Karena membahas vaccine design melalui sudut pandang bioinformatika. Meskipun demikian tentu saja prinsip-prinsip imunologi yang terkait dengan vaksin tidak bisa begitu saja ditinggalkan.
Pertama-tama Asif Khan menjelaskan tentang latar belakang vaksin. Seperti yang kita tahu bagaimana vaksin mampu menyelamatkan jutaan nyawa manusia. Dimulai dari Edward Jenner yang menemukan vaksin smallpox, Sabin menemukan vaksin polio hingga Pasteur yang menemukan vaksin rabies. Pada tahun 1981 baru ditemukan vaksin sub unit Hepatitis B dan mendapatkan lisensi pada 1986 oleh Hilleman.
Bioinformatik terkait immunologi ini disebut "immunoinformatics". Imun sistem termasuk sangat kompleks bagi para pembaca janeway anda pasti sudah paham :), juga termasuk salah satu ilmu baru yang sampai saat ini terus mengungkapkan fakta-fakta baru. imunologi sangat penting untuk mengungkap mekanisme pertahanan tubuh manusia. Secara spesifik memahami bagaimana tubuh kita mampu menghadapi patogen dan kemudian mengenali, memusnahkan dan memiliki sistem pertahanan jangka panjang.
Saat ini penelitian genomik dan protemik yang terus berkembang berdampak signifikan terhadap kemajuan bidang imunologi. Data sekuens manusia dan organisme lain termasuk virus maupun bakteri patogen. Di saat bersamaan data terkait imunologi klinik dan fungsional juga banyak berkembang. Bioinfomatik menjadi jembatan yang menjembatani keduanya dan berkembang menjadi imunologi komputasional (Computational Immunology) atau (Immunoinformatics).
Konsep yang diterapkan dalam immunoinformatics sebenarnya sama, yaitu memakai sequence alignment dan protein prediction tools. Namun hasilnya dikombinasikan dengan konsep sistem imun yang terkait dengan fungsinya. Untuk menghasilkan interpretasi data demikian maka dari hasil protein prediction tersebut dianalisis antigenic site-nya (lokasi yang berpotensi sebagai antigen). Apa itu antigen, adalah benda asing yang dikenali oleh sistem imun sebagai non-self (bukan bagian dari tubuh kita). Apakah produk yang dihasilkan tersebut mampu menginduksi sistem imun. Kabar baiknya semua analisis tersebut menggunakan software. Maka kini muncul istilah in-silico dengan kata lain analisis menggunakan chip yang ada di komputer, setara dengan istilah in-vivo (di dalam tubuh) dan in-vitro (di luar tubuh).
Prof.Yong Tae  sebagai pembicara kedua membawakan tema bioimaging probe. Awalnya peserta diberikan ilustrasi buah apel di tengah kebun yang rindang. Kemudian ditanya, dimanakah apel yang kita cari? tentu saja susah untuk membedakan dengan objek di sekitarnya. Maka apel tersebut perlu diberikan warna. Demikian halnya dengan sel organisme, untuk melihat bagian tertentu maka perlu diwarnai. Itulah peran bioimaging probe, dengan menggunakan luminescence atau flourescence. Salah satu penelitian prof adalah Diversity Oriented Fluorescence Library (DOFL) yang merupakan gabungan antara combinational chemistry dengan high throughput screening hasilnya mampu meningkatkan penemuan zat-zat pewarna untuk bioimaging probe, lebih jelasnya silahkan langsung ke TKP (di sini).

Postingan ini sebenarnya hanya bersifat pendahuluan dari bioinformatik dan bioimaging probe, mohon maaf atas penjelasan yang kurang detail ya..
Masih belajar juga buat nulis yang baik

Semoga Bermanfaat..

Saturday 4 May 2013

Belajar Berbagi Bersama Kagama Virtual

Bukan rahasia kalau jakarta itu langganan banjir. Pagi itu diajak kagama virtual buat bantu-bantu acara baksos di SD Perguruan Rakyat 2, Kp. Melayu Kecil, Jakarta. Acara tentu saja sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Kalo saya mah cuma bantu tenaga aja, hehe. 
Baksos tersebut memang disusun untuk masyarakat yang bermukim di kawasan banjir bukit duri. Pas tanya-tanya sampai ibu guru katanya kalo banjir 3/4 pintu biasanya tergenang air. Jadi menghadirkan kebahagiaan ditengah-tengah para siswa adalah sebuah pemberian yang istimewa. Di acara ini anak-anak SD dihibur dengan praktek sains terapan dari para alumni UGM juga. Dilanjutkan dengan melukis pot, sepertinya dilihat dari anak-anak SD mereka tampak bahagia. Lalu untuk ibu-ibu yang memiliki balita juga diberikan penyuluhan Gizi Sehat bekerjasama dengan Seameo Recfon. Tentu saya ini sangat bermanfaat karena penyuluhan yang diberikan disesuaikan dengan kondisi perekonomian warga. Jadi makanan sehat tidak harus mahal kan? terutama dalam keadaan banjir. Pengetahuan ibu-ibu tentang gizi sehat semoga bermanfaat. Tidak lupa juga disebar leaflet tentang HIV dan AIDS. 
Sejujurnya, melakukan kegiatan sosial itu menenangkan. Seneng aja bisa bantu orang lain, meskipun saya cuma bantu angkat-angkat.. haha...

Terimakasih KAGAMA Virtual, Saya belajar untuk BERBAGI... :D

Kagama Virtual Team

Ini Band-nya nyanyi "Yogyakarta" bikin kangen Jogja dan angkringannya... 




.

Reportase EDU UK 2013, Tips Personal Statement Inside!



Beberapa waktu lalu di jakarta ada pameran pendidikan EDU UK 2013, disana ada berbagai universitas di UK yang membuka stand. Hal ini bertujuan untuk memperkenalkan berbagai universitas disana yang memang terkenal kualitas pendidikannya. Dalam acara ini ada sharing bikin personal statement dari alumni UK.  Dari presentasi yang diberikan ada beberapa tips yang bisa kita lakukan:. Berikut beberapa tips untuk membuat personal statement.

Perhatikan  gaya penulisan
Dalam menulis personal statement penggunaan bahasa sangat penting, gunakan bahasa formal. Kemudian buatlah menjadi paragraf yang rapi dan teratur. Jangan lupa untuk memperhatikan spelling, grammar dan punctuation motivation letter kita.Untuk mempermudah melakukan editing gunakan software word processing lalu cut dan paste ke dalam application form (jika ada). Dan yang paling penting jangan sekali-kali copy paste dari internet karena hal itu bisa dideteksi dengan software plagiarism detection. 

Konten
Setelah selesai dengan penampilan konten adalah inti dari motivation letter kita. Ibarat makanan yang sudah cantik dari luar tentu rasanya juga harus enak. Itulah konten yang memberikan rasa. Konten motivation letter berisi komitmen, ketertarikan dan minat kita. Kemudian diperkuat dengan analisa yang logis. Dan jangan terlalu deskriptif menyebutkan ini dan itu saja. Lalu kita juga harus memberikan alasan yang relevan berdasarkan skill dan kemampuan yang kita miliki. Untuk lebih memperkuatnya tuliskan juga pengalaman kerja dan hubungannya dengan beasiswa yang ingin kita apply. Tentu saja beasiswa yang kita apply harus sesuai dalam hal meningkatkan prospek karir atau penelitian.

Persiapan menulis personal statement 
Untuk mulai menulis diperlukan persiapan matang. Pertama-tama siapkan waktu untuk berpikir dan merencanakan yang ingin kita tulis. Tulis dengan jelas dan jangan bertele-tele, gunakan kalimat yang singkat, padat dan jelas. Usahakan tidak ada typo ya.. 
Nah untuk mempermudah nulis berikut ada beberapa pertanyaan yang bisa kita pakai untuk mengumpulkan informasi dan materi untuk personal statement.


Jawaban dari pertanyaan diatas penting terutama untuk mengisi konten personal statement kita. Tentu saja itu yang akan menentukan kita qualify atau tidak untuk mendapatkan beasiswa. Sebenarnya ada poin-poin penting di dalam konten personal statement kita yaitu sebagai berikut:
  • Ketertarikan terhadap course/research beasiswa yang ditawarkan
  • Motivasi kenapa melamar beasiswa yang bersangkutan
  • Tidak ada kesalahan spelling dan grammatical
  • Ditulis dengan jelas
  • Balance studies with life sengaja tidak saya indonesiakan you know what i mean kan. Jangan belajar terus dong, harus seimbang dengan kehidupan sosial bermasyarakat.
  • Jadilah orang yang menarik
  • Pengalaman kerja
  • Skill yang mendukung misal (leadership, teamwork, dsb.)
  • Pandangan karir masa depan, ini sangat penting gan
  • Hoby terutama jika relevan dan mendukung beasiswa yang di apply

Demikian tips singkat yang ingin saya bagi, oh iya bagi yang ingin contoh personal statement orang yang udah dapet beasiswa tulis aja email kalian di comment nanti saya kirim. Kebetulan di acara ini alumni UK baik banget ngasih contoh personal letter yang udah pernah lolos Chavening.

Selamat berjuang para scholarship seeker... :D

Friday 5 April 2013

Roof Top Story #1


Akhirnya bisa ngeblog lagi, saturday is a blogging day. Seminggu yang full ngerjain sampel, rapat plus laporan tiap jumat. Enjoy aja menikmati kesibukan. Pas ngelab sampe sore sambil cari udara segar salah satu kebiasaan aneh saya adalah naik ke lantai paling atas sambil lihat pemandangan. Mari kita lihat apa yang saya dapat.. :D


Senja
Indah bukan, meskipun kota ini sepertinya tak pernah terlelap bahkan sebagian orang melihat kota ini keras namun kota ini punya sisi lain. Satu momen yang saya tangkap setiap selesai kerja, yah sebut saja itu senja. Sering saya merenung bahwa masa muda kita ibarat pagi, kemudian menjadi dewasa ibarat siang hari, kemudian mau tidak mau kita akan melewati masa sebelum benar-benar beristirahat. Masa itu adalah masa tua ibarat senja. Masa yang seharusnya dilewati dengan tentram, sama seperti setiap saat saat melewati senja melihatnya sungguh menenangkan.
Semburat langit jingga, ditemani lampu warna-warni yang temaram.. hmm, indahnya Jakarta di Kala senja.
Momen yang langka, mungkin semburat indahnya hanya bisa dinikmati sekitar setengah jam saja sebelum malam benar-benar tiba.

Sunday 17 February 2013

Newbie Traveller: Salemba (JKT) - Cipanas (Bogor)

Perjalanan yang cukup dekat sebenernya antara jakarta menuju bogor, tapi perjalanan ini bisa dikatakan perjalanan darurat. Kenapa, karena seharusnya berangkat ke cipanas untuk acara rapat kantor kami semua tentu saja berangkat bersama-sama naek bus. Namun karena ada agenda rapat dengan prof maka saya harus menyusul ke puncak. 

Perjalanan dimulai dari kampus ui salemba, menuju stasiun cikini (Taxi Blue Bird 12k)
Berjarak sekitar 1,4 km sebenernya dekat kalo niat bisa jalan kaki, tapi mendingan naik taksi aja.hehe..
Klik map untuk lebih detail.

Dari stasiun Cikini naik Commuter Line menuju Stasium Bogor (CL 9k)

Menempuh jarak sekitar 56 km perjalana, harus bersabar apalagi kalo penumpang lagi banyak-banyaknya siap-siap berdiri sepanjang perjalanan. Perjalanan ini dapat ditempuh selama waktu 1 jam 26 menit ditambah waktu buat nunggu kedatangan kereta. Tapi enjoy aja.. katanya traveller.. hehe.. 
Klik map untuk lebih detail

Sampai Stasiun Bogor naik angkot 03 menuju terminal Baranang Siang (Angkot 2k)
Selamat datang di kota hujan :D. Setelah sampai di bogor, tinggal naek angkot 03 jurusan terminal Baranang Siang. Sambil menikmati pemandangan di kiri kanan. Sambil liat-liat istana bogor meskipun dari jendela angkot. Lumayan, sejuk.. :D
Klik map untuk lebih detail

Setelah sampai di Baranang Siang kemudian lanjut menuju Cipanas (Colt 13k)

Sesampainya di baranang siang sebenernya juga saat yang tepat untuk mengisi perut. Banyak pilihan makanan disini bagi yang suka wisata kuliner. Oh iya sekedar informasi untuk perjalanan menuju Cipanas bisa menggunakan angkutan colt jurusan Cianjur. Berhati-hatilah saat bertanya, kemarin kami hampir ditipu sama tukang ojek. Katanya colt menuju cianjur hanya sampai jam 4, padahal 24 jam. 
Akhirnya kami mendapatkan informasi yang valid dari abang tukang siomay, tidak ada yang gratis bung.. ini terminal hehe. Akhirnya colt tersebut menjadi tumpangan kami menuju puncak. Untung temen saya bisa bahasa sunda ongkos nya bisa ditawar meskipun cuma turun 2rb. Gapapa lumayan lah..
Akhirnya bejalanlah colt berwarna putih ini, dengan penumpang yang sangat full. Tidak ada space sama sekali di dalam. Harus bersabar empet-empetan, namun pemandangan di kiri kanan tetap tak terkalahkan. Selapas puncak pass, kita bisa menikmati hijaunya kebun teh yang tertata rapih, disana juga ada masjid Ta'awudz yang konon dulu dibangun dari hasil swadaya seluruh masyarakat Jawa Barat. 

Akhirnya setelah perjalanan yang lumayan panjang kami sampai juga di Green Hill. 

Perjalanan dengan ngeteng ini membutuhkan biaya sekitar (36k) perjalanan yang sangat enteng untuk seorang traveller.. tapi disini penulis baru belajar nulis post tentang travelling, besok-besok insyaalloh nulis perjalanan travelling yang lebih jauh deh.

Salam Newbie Traveller... :D

#Just ibn

Friday 8 February 2013

Menemukan Gus Dur


Setiap pagi saya menempuh perjalanan sekitar 15 menit ke kantor, melewati gang-gang sempit khas ibukota. Mulai dari kawasan perkampungan lalu berganti menuju kawasan pasar, lalu kembali berganti menuju kawasan jalan salemba sebelum memasuki kampus. 
Hey, di kawasan pasar di sebuah warteg yang sederhana di pasar Paseban saat lewat di depannya saya medengar lagu yang menarik. Setiap kali lewat situ beberapa kali selalu mendengar lagu yang sama. Astaghfirulloh robbal baroyah.. Astaghfirulloh minal khotoyah... dan seterusnya.. tapi dengan suara khas Gus Dur, sejak kapan beliau bisa nyanyi, hehe, Mendengar beberapa bait saja saya sudah bisa menduga bahwa banyak pesan yang bisa dipetik dari lagu yang beliau nyanyikan. 

Bapak Bangsa, Gus Dur.. Pesiden RI ke-4

Telisik punya telisik judulnya Syi'ir tanpo waton, setiap kali lewat warteg itu selalu tanpa sengaja mendengar dan memperlambat laju jalan. Setitik cahaya di belantara ibukota, beberapa hari lalu saya juga sempat mampir di warteg tersebut. Yeah, i am warteg boys... Entah saya sangat tertarik dengan isi syi'ir ini sangat menggambarkan realita umat saat ini. Namun sebenarnya ini bukan karangan Gus Dur tapi karangan KH Moh Nizam Ashhofa, tapi Gus Dur effect tampaknya membuatnya lebih populer sebagai punyanya beliau.
 

Semoga kita semua tetap istiqomah menjalankan amalan sholihat kita masing-masing..
matur nuwun Gus inspirasinya, setitik cahaya di belantara ibukota.

#justibn

Thursday 7 February 2013

Love and Quotes



Jikalau Jarak dan waktu adalah tembok..

Jika dua orang memang benar-benar saling menyukai satu sama lain. Itu bukan berarti mereka harus bersama saat ini juga. Tunggulah di waktu yang tepat, saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi hadiah yang hebat untuk orang-orang yg bersabar.

Sementara kalau waktunya belum tiba, sibukkanlah diri untuk terus menjadi lebih baik, bukan dengan melanggar banyak larangan, nilai-nilai agama. Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa suka itu semakin besar, atau semakin memudar.


-Tereliye-

  
Sumber gambar: ini


Jika belum siap.....
Jika belum siap, maka tutup pintunya rapat2, gembok dengan rantai terbaik, lantas lemparkan anak kuncinya ke dalam lautan luas. Begitulah cara terbaik menjaga hati dari perasaan.

Well, jangan cemas anak kuncinya tidak akan ketemu. Jika sudah tiba saatnya, jika Tuhan menakdirkannya demikian, jodoh yg baik akan membawa anak kuncinya, dan hei, pas sekali, sempurna sudah membuka pintu hati.

*setiap hari televisi, koran, majalah, media online, jejaring sosial menggempur remaja dan orang dewasa dengan contoh gaya hidup pacaran, dsbgnya. postingan sy hanya penyeimbang kecil yang tidak seimbang dalam kehidupan modern hari ini. silahkan repost, share, dan copas kemana2.
 -Tereliye-


Tentang ikhlas..



“Kau tahu, hakikat cinta adalah melepaskan. Semakin sejati ia, semakin tulus kau melepaskannya. Percayalah, jika memang itu cinta sejati kau, tidak peduli aral melintang, ia akan kembali sendiri padamu. Banyak sekali pecinta di dunia ini yang melupakan kebijaksanaan sesederhana itu. Malah sebaliknya, berbual bilang cinta, namun dia menggenggamnya erat-erat.” 

–Tere Liye, novel ‘Eliana‘, repost edisi weekend


"Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya"

Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus. Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan. Biarkan dia jatuh sebagaimana mestinya. Biarkan angin merengkuhnya, membawa pergi entah kemana.

--Tere Liye, novel 'Daun yang jatuh tak pernah membenci angin'



Tentang kehilangan....

‎"Apapun bentuk kehilangan itu, ketahuilah, cara terbaik untuk memahaminya adalah selalu dari sisi yang pergi. Bukan dari sisi yang ditinggalkan."

--Tere Liye, novel 'Rembulan Tenggelam Di Wajahmu"

Tentang menerima...


Hei, dunia ini penuh misteri bukan? 

Banyak orang2 yang sungguh saling mencintai, tapi mereka tidak berakhir dalam sebuah pernikahan. Sebaliknya, banyak pernikahan yang terjadi datang dari dua orang yang tidak benar2 mencintai. 

Karena itulah, menerima apa-adanya jalan hidup, menjadi penting agar kita merasa bahagia.

*Tere Liye

Perasaan-perasaan

*Urusan perasaan, perasaan dan perasaan

Saya akhirnya menulis tentang ini, sebenarnya akan lebih baik jika kalian berproses menemukan pemahaman ini, proses yg kelok-kelok, terjaga, penuh kehormatan, selamat tiba di ujungnya. Itu akan lebih spesial, membekas, lantas mengenang semuanya sambil tertawa, ah, dulu ternyata semua itu lucu ya. 

Tapi baiklah, karena page sy ini persentase anggota remajahingga usia 22-nya tinggi sekali, dan jika sy tdk hati2, malah bisa salah paham, ada yg seolah2 mendapatkan pembenaran, maka akan sy rangkum beberapa poin penting urusan perasaan menurut versi tere liye (yg akan kalian jumpai paralel konsepnya dgn di novel, buku2).

1. Jatuh cinta itu manusiawi. Urusan perasaan, urusan membolak-balik hati itu adalah milik Allah. Boleh jatuh cinta? Ya boleh, tidak ada ulama dari mazhab manapun yg melarang jatuh cinta lawan jenis, mengharamkannya. Apalagi, duhai, seperti terjatuh, kita tdk pernah tahu kapan jatuh cinta itu terjadi. Tiba2 perasaan itu sudah mekar tak berbilang. 

2. Lantas, kalau kalian jatuh cinta, so what? Nah, ini bagian yg menariknya. Kalian mau menyatakan perasaan itu? Lantas so what? Kalian mau dekat2 dgn seseorang itu? Kalian mau telpon2an, tahu dia sedang apa, apakah bisulnya sudah sembuh, apakah panunya tidak melebar, apakah konstipasinya sudah hilang, sudah bisa ke belakang? Kebanyakan di usia remaja, hingga 20-an something, lantas kemudiannya ini yg tidak jelas. Pacaran? Tidak pacaran? Langsung menikah?

3. Ketahuilah, kita hidup dalam norma2, nilai2, batasan2 yg harus dihormati. Kecuali kalau kalian menolak norma2, nilai2, batasan2 tersebut, silahkan (dan berhenti sudah meneruskan membaca notes ini, karena kalian sudah tdk se-zona waktu lg dgn tulisan ini). Itu benar, memiliki perasaan itu kadang serba salah, makan tak enak, tidur tak enak. Itu benar, ada keinginan utk tahu apakah seseorang itu balik menyukai, keinginan utk bilang, cemas nanti dia digaet orang. Tapi kalau hanya ini argumen kalian, oh dear, orang2 sakau, ngobat, lebih tersiksa lagi saat dipisahkan dr hobinya tersebut. Mereka bisa mencakar2, bahkan melukai diri sendiri hingga begitu mengenaskan dan (maaf) is dead. Sy rasa, seingin apapun kalian jumpa dia, paling cuma nangis, tidak akan mati. Itulah kenapa hidup kita ini punya peraturan, agar semua orang bisa punya pegangan, selamat dr merusak dirinya sendiri. Sy tdk akan menggunakan dalil2 agama dalam notes ini--karena orang2 yg pacaran, kadang risih mendengarnya. Jadi kita sama2 kuat, sy pakai logika kalian sj.

4. Tapi saya harus bilang agar lega, bagaimana dong? Ya silahkan saja kalau mau bilang. Tapi camkan ini baik2, cinta sejati adalah melepaskan. Catat itu baik2, tanyakan pd pujangga kelas dunia, hingga pujangga amatiran narsis tere liye, semua bersepakat, cinta sejati adalah melepaskan, lepaskan dia jauh2, maka kalau memang berjodoh, skenario menakjubkan akan terjadi. Jadi? Kalau kalian belum jelas so what-nya, lantas kemudian mau apa setelah bilang, maka mending ditahan, disimpan dalam hati. Tuhan itu mendengar, bahkan desah tersembunyi anak manusia di pojok kamar paling gelap, paling sudut, di salah-satu kampung paling terpencil, paling jauh dari peradaban, paling tdk ada aksesnya. Jodoh itu misteri. Kalau nggak pakai usaha, nanti nggak dapat, gimana dong? Tentu saja usaha, tapi bukan dengan pacaran. Usaha terbaik mencari jodoh adalah: dgn terus memperbaiki diri. Nggak paham, kok malah aneh, malah disuruh memperbaiki diri. Ya itulah, dalam banyak hal, kalau kita nggak nyambung, memang nggak ngerti. Misalnya, banyak orang yg mikir kalau mau dapat ikan itu harus mancing di sungai. Padahal sebenarnya sih, kalau mau ikan, ya tinggal pergi ke pasar ikan. Lebih tinggi kemungkinan dapat ikannya--asumsinya punya uang.

5. Tapi apa salahnya pacaran? Boleh2 saja dong? Saya justeru merasa lebih semangat, lebih kreatif, lebih apa gitu setelah pacaran? Nah itu dia, kalian benar2 menyimpan bom waktu jika meyakini pacaran itu memberikan energi positif. Pacaran itu bentuk hubungan, dan sebagaimana sebuah bentuk hubungan antar manusia, posisinya rentan rusak, gagal, dan binasa. Boleh jadi betul, riset canggih akademik membuktikan orang2 pacaran bisa memperoleh motivasi baik, tapi saya, tidak akan memilih menggunakan 'pacaran' sbg sumber energi, mengingat sifatnya yg temporer sekali. Mending sy milih kekuatan bulan, jelas2 bulan itu sudah ada milyaran tahun, pacaran paling mentok hitungan jari tangan bertahannya. 

6. Baik, baik, lantas kalau tidak boleh pacaran, gimana dong? Kongkretnya apa yg harus sy lakukan? jawabannya mudah: Tidak ada yg perlu dilakukan. jatuh cinta, alhamdulillah, itu berarti tanda kita normal. lantas? Biarkan saja. Sibukkan diri sendiri dgn hal2 positif, isi waktu bersama teman2, keluarga. Belajar banyak hal, mempersiapkan banyak hal. Hanya itu. Nggak seru, dong? Lah, memangnya kalau pacaran seru? Paling juga cuma nonton ke manalah, pergi kemanalah. Pacaran itu seolah seru, karena dunia telah menjadi etalase industri entertainment. Pesohor2 menjadi teladan--padahal akal sehat siapapun tahu itu bahkan rendah sekali nilainya. Dari jaman batu, hingga kelak dunia ini game over, pegang kata2 saya: menghabiskan waktu bersama orang tua, kakak, adik, teman2 terbaik selalu paling seru. Apalagi jika ditambah dgn terus belajar, produktif, dsbgnya.

7. Lantas bagaimana sy melewati masa2 galau ini? Lewati seperti kebanyakan remaja lainnya. Lurus. Boleh kalau kalian mau menulis diary tentang perasaan2 kalian. Boleh galau menatap langit2 kamar. Boleh cerita2 curhat sama teman dekat dan orang tua. Boleh, tapi ingatlah selalu perasaan itu punya kehormatan. Kalian pasti sebal kan lihat teman sekelas yg tiba2 datang ke sebuah pesta ultah (padahal dia tidak diundang), sudah tdk diundang, makannya paling banyak, teriakannya paling kencang, paling gaya, norak, tidak tahu malu. Nah, ada loh--bahkan banyak-- orang2 yg tdk sadar kalau dia sebenarnya juga norak dan tidak tahu malu dalam urusan perasaan. Ya, kita sih kadang tdk merasa kalau sudah genit, ganjen, lebay. Sy tahu, istilah menjaga kehormatan perasaan ini boleh jd susah dipahami, tapi itu nyata, orang2 yg bisa menjaga perasaannya, maka se galau apapun dia, sesengsara apapun dia menanggung semua perasaan, besok lusa, kemungkinan untuk tiba di ujungnya dgn selamat akan lebih besar. Jangan coba2 berdua2an, jangan coba2 pergi kemanalah hanya berdua, bergandengan tangan, dsbgnya. Itu benar2 menghabisi kehormatan kalian. 

8. Nah, bersabarlah. Tunggu hingga kalian memang telah siap. Jika sudah yakin, silahkan kirim sinyal2, menyatakan perasaan, lantas silahkan libatkan orang tua. Btw (masih ngeyel), tapi banyak juga orang2 yg menikah tanpa pacaran bercerai, kok. Dan sebaliknya, orang2 yg pacaran malah langgeng? Itu benar. Sama benarnya dgn banyak orang2 yg mabuk2an, ngobat, tetap saja umurnya panjang. Eh, ada tetangga, alimnya ampun2an, malah meninggal lebih dulu. Harusnya kan kalau mereka melanggar peraturan, langsung ada petir menyambar. Menikah, membina keluarga, langgeng atau tdk, bahagia atau tidak, boleh jadi tdk ada korelasinya dgn pacaran atau tidak. Kita mungkin tdk pernah tahu misteri ini, tapi dengan menjalani prosesnya dgn baik, mengakhirinya dgn baik, semoga fase berikutnya berjalan dgn baik.

Sy konsen sekali masalah pacaran ini, karena sy tdk ingin kalian menghabiskan masa2 penting kalian utk urusan perasaan yg sebenarnya di usia kalian tdk penting2 amat. Dan sy harus bilang, orang2 yg paham, mengerti benar bahwa pacaran adalah pintu gerbang pergaulan bebas. Itu mengerikan. Masa' kalian mau dekat2 dengan pintu yg ada tandanya 'pergaulan bebas'. Saya bisa menjaga diri kok, tenang saja. Well, rasa2nya tidak ada orang di muka bumi ini, di zaman sekarang, yg bisa bilang dia sempurna bisa menjaga dirinya. Kalau bisa, maka setan akan gigit jari.

Sy membuat beberapa novel tentang perasaan, semoga itu bisa menjadi salah-satu alternatif kalian memahami beberapa poin di atas, hidup ini memiliki batasan2 yg tdk bisa dilanggar, bahkan sekuat apapun cinta tsb. Selalu ambil sisi positif dlm cerita2 tsb, lihat dr sudut pandang berbeda, maka boleh jd kalian akan menemukan pemahaman baru yg baik. Bukan sebaliknya, mengambil yg bisa memberikan argumen buat kalian--karena namanya novel, tentu sj sy harus memasukkan tokoh2 buruk, jahat. Sy juga menumpahkan banyak postingan soal ini, konsen saya.

Sy benar2 tdk bisa melakukan hal yg lebih kongkret dalam urusan ini, selain dgn tulisan2. Tapi itu hanya tulisan2. Itulah kenapa sy sangat menghormati guru2, orang2 dewasa, orang tua di sekitar remaja yg lebih kongkret, secara terus menerus menanamkan pemahaman itu ke remaja2 mereka. Dan di atas segalanya, yg akan membuat itu berhasil atau tidak, adalah kalian sendiri. 

Mari kita janjian, yuks, hari ini, 13 September 2012, maka dua puluh tahun lagi, 2032, kalau umur kita panjang, dan kalian masih ingat postingan ini, kenanglah kembali masa remaja, masa usia 20-an something kalian. Rasa2nya sy bisa menebak, kalian akan nyengir mengingatnya. Boleh, nanti tiba2 mengirimkan email ke saya, Bang tere, sy masih ingat postingan 20 tahun lalu itu--asumsi sy masih ber narsis ria di mana2. Dan Bang tere ternyata salah. Boleh. Atau kalau sebaliknya, tentu saja boleh, kirim email, bilang, ternyata Bang tere benar.

*lagi2 repost
-Tere Liye