Pages

Saturday 29 June 2013

Soe Hok Gie masa kini di Kampus Perjuangan


Beberapa waktu lalu saya sempat diskusi dengan wakil direktur institut. Beliau adalah seorang dokter sekaligus peneliti, tentu saja seorang maestro di ranah riset biomedik. Mungkin saya menganggap beliau sebagai role model scientist yang patut dicontoh. Untuk soal idealisme dan nasionalisme tidak tau kenapa sepertinya saya bertemu dengan Soe Hok Gie dalam bidang riset, hehe.
Tentang karir sebagai peneliti beliau berpesan mumpung masih muda kita harus semangat dan mau bekerja keras. Kenapa? alasannya adalah dana riset yang digunakan adalah dana masyarakat. Jadi kita harus berusaha seoptimal mungkin agan kita bisa menghasilkan produk atau informasi sebagai output penelitian. 

Pesan beliau yang lain adalah "Jadilah ahli, maka cepat atau lambat nasibmu akan berubah". Bagaimana kita bisa menjadi ahli, tentu saja dengan fokus dan usaha yang tidak main-main. 
Beliau sempat juga bercerita tentang perjuangannya pas PhD di Australia.Selama lima tahun, bener-bener hidup dalam lab. Ngelab dari jam 7 pagi sampai jam 12 malam kadang jam 4 pagi, hingga harus menginap di lab, beratnya PhD cah... tetapi juga ditekankan pengalaman kerja selama lima tahun lah yang sebenarnya sangat mahal. Yaitu pengalaman riset... :D.
Untuk penelii muda dan masih minim pengalaman seperti saya ini saran beliau sangat memotivasi. Dan untungnya sejalan dengan apa yang saya pikirkan. Bahwa saat ini sebaiknya segera melanjutkan S2, lalu kalau ada kesempatan lanjut S3/PhD, setelah itu penelitian Post Doc. Selanjutnya saatnya untuk berkarya..
Lebih jauh beliau juga memberikan masukan tentang sangat dibutuhkannya orang yang fokus di Clinical Immunology, beliau bilang.. Indonesia butuh orang seperti "Prof" untuk mengembangkan riset disini (Prof saya yg dari UWA). Berarti beruntung sekali saya bisa belajar langsung dari prof, cuma dari komunikasi short essay terakhir saya #gagalpaham :(. 
Tetapi bukan berarti gagal paham terus semua berhenti kan? mengingat papan warna hijau di kampus Salemba, Saatnya kembali mengumpulkan segenap asa untuk kembali berjuang di Kampus Perjuangan. Terimakasih Soe Hok Gie Masa Kini.....

Papan Besar di Kampus UI Salemba
Sumber Gambar: ini

Para Pejuang PJKA (Pulang Jumat Kembali Ahad), Bahagia Itu Sederhana

Beberapa waktu lalu saya menyempatan pulang ke kota kelahiran Yogyakarta. Sebuah perjalanan singkat yang pada akhirnya menghantarkan saya pada sebuah pemikiran sekaligus pemahaman. Memang saya tidak terlalu tertarik menulis hal-hal bombastis, puitis, atau apalah. Saya lebih suka menulis pengalaman-pengalaman sederhana dalam kehidupan sehari-hari. Itulah kenapa saya menulis tentang ini.
Bermula dari perjalanan dari Jakarta menuju Kutoarjo, when the story begins...
Setengah 6 sudah di St.Pasar senen menunggu kutojaya perjalanan panjang sekitar 8 jam lalu dilanjutkan naik bus menuju jogja. Atmosfer kereta ekonomi, begitu memasuki gerbong kereta. Suasana akrab sangat terasa. Didominasi para bapak-bapak yang tampaknya berasal dari satu daerah. Mereka bercengkrama sekaligus bersenda gurau dengan akrab. Lamat-lamat sambil mendengarkan pembicaraan mereka. Pembicaraan sederhana, bukan tentang jakarta beserta paket kemacetannya, atau obrolan sok tahu tentang politik Indonesia. Sebuah obrolan sederhana tentang Desa mereka, dan tentu saja keluarga masing-masing.
Saya mendengar salah satu bapak dengan khawatir dan harap cemas melihat jam kemudian bercerita pada kawannya. Kapan kereta ini tiba di tujuan, bapak itu khawatir tidak bisa menggunakan hak suaranya untuk pemilihan lurah. Lain lagi dengan bapak di depan saya beliau sedang menelfon anaknya, sambil menasehati tentang pilihan universitas.
Bukankah peristiwa sederhana diatas biasa saja? anda benar.. Yang ingin saya tekankan adalah dari bapak-bapak ini setidaknya saya belajar arti "Menerima", tentang kondisi yang mengharuskan mereka pulang pergi dari Jakarta-Jogja tiap minggunya. Lelah fisik itu pasti, biaya transport jelas lumayan. Namun diatas semua itu bapak-bapak ini mengajarkan saya tentang arti bahagia yang sesungguhnya. Yaitu saat bisa melepas rindu saat bertemu "Keluarga". Bukankah kebahagiaan itu sederhana,...




Sumber gambar: ini


Wednesday 19 June 2013

Public Lecture Vaccine Design & Bioimaging Probe, Sebuah perspektif yang berbeda Immunologi, Bioinformatik, dan Biologi Sel

Berawal dari informasi di milis biotek, akhirnya saya dapet kesempatan untuk hadir di acara public lecture ini. Meskipun awalnya gak kebagian kuota, tapi ternyata ada temen yang pas hari-H ga bisa datang. Terus saya gantiin deh dateng ke acara ini. Pembicara public lecture ini ada 3 yaitu Prof.Chang Young-Tae (NUS), M.Asif Khan, Ph.D (Perdana University), dan  Tan Swan (Perdana University). Kita akan membahas dua pembicara yaitu Asif Khan dengan Prof. Chang menurut saya keduanya memberikan kuliah yang cukup menarik dan baru bagi saya :).
Vaccine Design, itu yang dibawakan oleh Asif Khan. Awalnya saya membayangkan akan menemui public lecture yang membahas tentang bagaimana membuat vaksin, clinical trial dan sebagainya. Nyatanya tidak, itulah kenapa saya sebut "perspektif yang berbeda". Karena membahas vaccine design melalui sudut pandang bioinformatika. Meskipun demikian tentu saja prinsip-prinsip imunologi yang terkait dengan vaksin tidak bisa begitu saja ditinggalkan.
Pertama-tama Asif Khan menjelaskan tentang latar belakang vaksin. Seperti yang kita tahu bagaimana vaksin mampu menyelamatkan jutaan nyawa manusia. Dimulai dari Edward Jenner yang menemukan vaksin smallpox, Sabin menemukan vaksin polio hingga Pasteur yang menemukan vaksin rabies. Pada tahun 1981 baru ditemukan vaksin sub unit Hepatitis B dan mendapatkan lisensi pada 1986 oleh Hilleman.
Bioinformatik terkait immunologi ini disebut "immunoinformatics". Imun sistem termasuk sangat kompleks bagi para pembaca janeway anda pasti sudah paham :), juga termasuk salah satu ilmu baru yang sampai saat ini terus mengungkapkan fakta-fakta baru. imunologi sangat penting untuk mengungkap mekanisme pertahanan tubuh manusia. Secara spesifik memahami bagaimana tubuh kita mampu menghadapi patogen dan kemudian mengenali, memusnahkan dan memiliki sistem pertahanan jangka panjang.
Saat ini penelitian genomik dan protemik yang terus berkembang berdampak signifikan terhadap kemajuan bidang imunologi. Data sekuens manusia dan organisme lain termasuk virus maupun bakteri patogen. Di saat bersamaan data terkait imunologi klinik dan fungsional juga banyak berkembang. Bioinfomatik menjadi jembatan yang menjembatani keduanya dan berkembang menjadi imunologi komputasional (Computational Immunology) atau (Immunoinformatics).
Konsep yang diterapkan dalam immunoinformatics sebenarnya sama, yaitu memakai sequence alignment dan protein prediction tools. Namun hasilnya dikombinasikan dengan konsep sistem imun yang terkait dengan fungsinya. Untuk menghasilkan interpretasi data demikian maka dari hasil protein prediction tersebut dianalisis antigenic site-nya (lokasi yang berpotensi sebagai antigen). Apa itu antigen, adalah benda asing yang dikenali oleh sistem imun sebagai non-self (bukan bagian dari tubuh kita). Apakah produk yang dihasilkan tersebut mampu menginduksi sistem imun. Kabar baiknya semua analisis tersebut menggunakan software. Maka kini muncul istilah in-silico dengan kata lain analisis menggunakan chip yang ada di komputer, setara dengan istilah in-vivo (di dalam tubuh) dan in-vitro (di luar tubuh).
Prof.Yong Tae  sebagai pembicara kedua membawakan tema bioimaging probe. Awalnya peserta diberikan ilustrasi buah apel di tengah kebun yang rindang. Kemudian ditanya, dimanakah apel yang kita cari? tentu saja susah untuk membedakan dengan objek di sekitarnya. Maka apel tersebut perlu diberikan warna. Demikian halnya dengan sel organisme, untuk melihat bagian tertentu maka perlu diwarnai. Itulah peran bioimaging probe, dengan menggunakan luminescence atau flourescence. Salah satu penelitian prof adalah Diversity Oriented Fluorescence Library (DOFL) yang merupakan gabungan antara combinational chemistry dengan high throughput screening hasilnya mampu meningkatkan penemuan zat-zat pewarna untuk bioimaging probe, lebih jelasnya silahkan langsung ke TKP (di sini).

Postingan ini sebenarnya hanya bersifat pendahuluan dari bioinformatik dan bioimaging probe, mohon maaf atas penjelasan yang kurang detail ya..
Masih belajar juga buat nulis yang baik

Semoga Bermanfaat..