Pages

Wednesday 12 August 2015

Biosimilar dan Era Three Omics

Essay yang saya submit ke Novartis biocamp tapi belum lolos,
Just Feel Free to read, copy, growing ideas etc...

Berawal dari latar belakang Indonesia sebagai negara maritim, tentu saja banyak sumber daya termasuk senyawa bioaktif yang potensial untuk dikembangkan. Salah satu senyawa bioaktif yang potensial untuk dikembangkan adalah yang berupa protein. Dengan adanya konsep Three omics yaitu Genomic (DNA), Proteomic (Protein) dan Metabolomic (metabolit protein dari fungsi biologis yang dijalankan oleh protein). Maka saat ditemukan senyawa protein yang potensial sebagai anticancer kini tidak perlu lagi terus-menerus mengambil dari alam. Berkat adanya teknologi sekuensing, kita bisa mengetahui whole genome (keseluruhan materi genetik) suatu organisme, Nah dari urutan asam amino ini melalui biosintetik dapat diproduksi protein sejenis secara biosintetik menggunakan teknik molecular cloning. DNA yang mengkode protein potensial tersebut disisipkan ke host dengan bantuan vektor (plasmid yang membawa DNA). Setelah DNA berhasil masuk ke host ia akan meng-ekspresikan protein yang dimaksud.

Biosimilar sendiri adalah suatu senyawa yang memiliki bentuk, fungsi dan efektifitas sama dengan lead compund. Definisi dari FDA Amerika menjelaskan bahwa lead compund ini adalah suatu senyawa komersial yang sudah dipatenkan sebelumnya dan sudah terbukti efektif secara klinis. Hingga kini regulasi biosimilar sendiri masih dalam perdebatan di beberapa negara. Baru USA yang sudah mengijinkan penerapan biosimilar ini. Sementara Uni Eropa sedang mempertimbangkan, Indonesia ndak tahu masih sibuk sama politik nanti cuma beli paling.

Kabar baiknya dalam tahun ini banyak obat-obatan yang patennya habis. Maka perusahaan lain bebas untuk membuat senyawa baru dengan kualitas dan efektifitas sama tanpa perlu membayar royalti.   

Salah satu obat kanker potensial yang kini banyak diteliti karena kemampuannya memicu apoptosis spesifik hanya pada sel kanker saja adalah Apoptin yang diisolasi dari CAV (Chicken anemia virus). Saya mendapatkan informasi ini melalui sebuah seminar tentang kanker di UNS waktu jaman S1 doeloe.

Idenya adalah mencari senyawa aktif yang potensial sebagai apoptotic inducer setara apoptin, lalu langsung diaplikasikan dengan biosimilar. Tentu saja masih banyak kelemahan dalam ide yang saya sampaikan makanya saya upload di blog :P Terutama dari sisi biaya apabila diterapkan. Seperti yang kita tahu bahwa drug discovery perlu waktu dan dana yang tidak sedikit sampai bisa dijual. Tentu saja harus melewai clinical trial. 


Cancer Stem Cell, Fisika Medis dan Inspirasi dari Pak Roger Price



Di sebuah laboratorium fisika medis di Sir Charles Gardner Hospital, sore itu saya diajak berkunjung oleh pak Roger Price. Seorang peneliti fisika medis yang juga merupakan adjunct Profesor di UWA. Kami lalu masuk ke ruang kuliah. Sambil menjelaskan beliau menggambarkan ilustrasi dengan board marker dengan antusiasme tinggi. Penjelasan tentang apa yang dikerjakan selama ini.

Pak Roger menjelaskan tentang aplikasi fisika dalam penaganan pasien kanker. Saya belajar banyak istilah baru dalam bidang tersebut. seperti PET (Positron emission tomography–computed tomography), heavy water, dan 18F (Fluodeoxyglucose). PET adalah alat yang merupakan kombinasi antara MRI dan CT-Scan berfungsi untuk melihat profil dua atau tiga dimensi dari 18F. Nah 18F diinjeksi ke pasien, agar tidak radioaktif maka 18F diproduksi dengan heavy water dengan mesin Cyclotron

Produksi 18F dengan cyclotron tidak dapat dihasilkan tanpa heavy water. Heavy water berbeda dengan air biasa yaitu H2O, dimana memiliki 2 elektron dan 16 proton. Heavy water memiliki 2 elektron dan 18 proton. Konon heavy water ini diimpor khusus dari Israel, karena si HW hanya diperoleh dari dasar laut mati. Mekanisme "proton bombardment" dari 18O dalam heavy water menyebabkan terjadinya reaksi (p,n) atau sering disebut juga knocked out reaction. Maka dihasilkan 18-F ion negative di dalam air yang memiliki waktu paruh 109.8 menit.  


18F adalah glukosa analog, jika di injeksi ke dalam tubuh maka akan segera digunakan oleh sel-sel yang membutuhkan. Sel kanker adalah sel yang sangat rakus untuk menunjang pertumbuhannya yang abnormal. Setelah dipakai oleh sel terjadi fosforilasi sehingga glukosa tidak dilepaskan kembali dari sel. Begitu ia diserap  maka 18F yang tadinya berikatan dengan -OH akan terus ada sampai terjadinya radiaoactive decay. Hasilnya distribusi 18F dapat menunjukkan distribusi glukosa dan fosforilasi sel di dalam tubuh. Sebagai catatan karena sel kanker paling banyak butuh glukosa maka nanti saat tubuh pasien diperiksa di PET Scanner akan kelihatan bagian mana dari tubuh si pasien yang merupakan sel kanker. Ternyata di dalam suatu populasi sel kanker ada yang bernama Cancer Stem Cell (CSC). Si CSC ini memang terkenal bandel dan resisten terhadap kemoterapi dan radiasi. 

Kemudian pak Roger bercerita beliau bekerja bertahun-tahun meskipun dia sudah tahu bagian mana yang merupakan kanker lalu diberikan terapi radiasi. Beberapa pasien kembali lagi untuk diterapi. Lalu dia menuis kata besar sambil di garis bawah BORING!. Digambar lah diagram venn berjudul Experimental Oncology, sekitar 60% diberi nama Flowcytometry (Ibnu), 10 % (radioactivity) bidang yang beliau geluti, dan sekita 30% (bidang lain). Intinya dengan teknologi Flowcytometry (FC) kita dapat mempelajari identitas sel secara mendalam. Seperti orang yang punya KTP, maka dengan FC maka identitas sel dapat diketahui termasuk CSC. Jadi CSC sebagai sebuah tori jika terbukti benar dan dijadikan target terapi kanker maka harapan pasien untuk sembuh menjadi sangat mungkin. 

Pak Roger lalu bilang "Saya yakin di generasi mu nanti masalah kanker ini akan terselesaikan". Anak muda mana yang tidak terbakar semangatnya bagaikan diserahi tongkat estafet untuk melanjutkan lari menuju garis finish. Dalam hati saya sangat terbakar waktu itu jadi pengan segera ke lab untuk neliti CSC. Siapapun yang membaca artikel ini dan sedang riset tentang kanker ini PR generasi kita. Sebuah momen yang membuat saya tetap istiqomah di sini, belajar lagi-dan lagi tentang flowcytometry sambil nyambi kuliah. 

Pak Roger Price Bersama Cyclotronnya...

Ditulis hampir setahun setelah kunjungan ke Perth, mumpung kuliah biomedik belum mulai...

Just Ibn


Tuesday 21 July 2015

Kapan?

Pagi ini mendapat kabar dari grup WA KKN Kanigoro 2011, mendapatkan berita duka salah satu teman kami meninggal dunia di usia sangat muda. Menjadi teman ke dua di satu unit yang lebih dulu menghadap ke hadirat-Nya. Sebenarnya kedua peristiwa tersebut menjadi pengingat paling dekat bahwa umur adalah kesempatan dengan batas waktu. Tidak ada yang tau kapan kita akan dijemput ajal. Inilah pertanyaan yang lebih urgent dibanding pertanyaan kapan nikah di momen lebaran. 

Kapan akhir umur kita? Tidak ada yang tahu kecuali Dia sang pemilik mahluk di bumi. Saya khawatir bahwa di ujung usia nanti 

apakah saya sudah mengerti tujuan hidup ini? 
apakah untuk mengerjar surga dan menjauhi neraka?
apakah shalat, puasa, dan ibadah lainnya sudah mampu menghantarkan pada kelurusan akhlaq?
apakah semua orang yang pernah saya sakiti sudah memaafkan? 

Saya tidak bisa bohong bahwa sebagai manusia ketakutan pasti ada apalagi masuk ke dalah ruang gelap 2x1.5 meter. 

Dalam buku Komarudin Hidayat "Psikologi Kematian" dijelaskan bagaimana cara mengelola ketakutan menghadapi kematian menjadi semangat untuk hidup abadi. Hidup abadi adalah tetap memberikan manfaat bagi orang lain meskipun sudah mati. Karya, tulisan, penemuan tetap hidup, menginspirasi dan memudahkan generasi selanjutnya.

Sejalan dengan yang dilakukan orang-orang barat, kenapa mereka bisa sangat maju meskipun sebagian besar atheis. Itu karena mereka sadar hidup abadi artinya selalu dikenang meskipun mereka telah tiada. Hasil karya Edison, Einstein, Faraday, dan para penemu hebat terus kita pakai hingga detik ini. Karya mereka abadi dan manfaatnya bisa dirasakan umat manusia. Sayang pemahaman akal mereka belum sampai pada hakikat sang pencipta alam semesta yang menciptakan semua fenomena yang mereka ciptakan. Dalam batasan saya tidak tahu dan tidak berhak menilai apakah amal ibadah mereka diterima atau tidak, itu adalah hak prerogatif Tuhan.

Tujuan hidup ini adalah untuk beribadah kepada Alloh, namun sebaiknya tidak difahami secara tekstual saja. Shalat, puasa dan aktivitas ibadah fisik pada hakikatnya menghantarkan pada kelurusan akhlaq dan menjadi orang yang mampu memberikan manfaat bagi orang banyak. Manfaat diri bagi orang lain adalah pemenuhan kewajiban manusia sebagai Rahmatan Lil Alamin, setidaknya itu yang selama ini saya fahami.

Jadi saat ditanya kapan nikah selama lebaran ini, justru saya terpanggil dan seacara alam bawah sadar lebih takut kapan mati? Karena sudah sadar umur sudah mendekati kepala 3 beberapa tahun lagi.

Tugas  manusia adalah menjadi orang yang bermanfaat bagi diri sendiri, lalu di dalam keluarga, setelah itu baru membangun keluarga sendiri, bagi lingkungan sekitar, lingkungan kerja, negara dan dunia dimana umat manusia berada.

Saya percaya bahwa semua pasti berjodoh kebaikan akan berjodoh dengan kebaikan dan sebaliknya.. Amal yang diterima, Surga atau Neraka  adalah hak prerogatif Alloh SWT. Semua yang dilakukan di dunia ini adalah dalam rangka meraih ridho-Nya.

Selamat jalan kawan, semoga amal ibadahmu diterima dan diberikan tempat terbaik di sisi-Nya.


Just Ibn


Sunday 26 April 2015

Renungan


Tidak terasa sudah 2 tahun lebih tinggal di bagian lain pulau jawa ini yang sebagian warganya tidak mengerti bahwasannya kota ini di pulau Jawa, Soalnya mereka pasti nanya abis pulang dari jawa ya? Batin saya, Gundulmu padakmen Jakarta ki po ora neng jowo.. Haha.. 

Kota ini menjadi tempat hijrah saya untuk mengejar cita-cita. Tempat yang mengijinkan saya terus menjadi orang bodoh yang terus belajar dan berproses. Rasa syukur karena berada di kawah candradimuka bernama Universitas Indonesia untuk menempuh jenjang S2. Jikalau di UGM saya banyak belajar tentang Biologi hingga mengenal mahluk-mahluk unik sekeren porifera itulah muara ilmu. Kini pencarian hampir sampai pada hulu ilmu-ilmu itu yaitu aplikasi ilmu untuk kesehatan manusia. Mulai dari awal mengenal aplikasi biologi untuk kedokteran, sebuah kepuasan intelektual yang selama ini saya cari semenjak kuliah. Ilmu yang bermanfaat untuk sesama. 


Menjalani dua peran sebagai mahasiswa sekaligus bekerja ibarat mengemban dua kewajiban dalam satu waktu, saya bersyukur karena keduanya berjalan selaras. Meski harus bekerja dan belajar ekstra untuk mendapat nilai bagus itulah arti dari sebuah perjuangan kan. 

Selain itu akhir-akhir ini juga mendapat kesempatan pergi ke benua lain, Australia. Pengalaman tak ternilai kala mengenal budaya yang berbeda, sikap, kedisiplinan dan bagaimana mereka mengejar kesempurnaan. Membuka paradigma baru bagaimana menjadi pribadi yang siap bersaing secara global di bidang sains. 

Yang tidak dapat lepas dari suatu tempat adalah orang-orangnya. Saya beruntung berada di laboratorium yang kondusif untuk berkembang. Banyak bertemu orang-orang pintar yang punya ambisi tinggi mengerjar mimpi mereka. Dari para peneliti senior saya juga belajar tentang riset hidup dan kehidupan itu sendiri. Bagaimana menjalankan sebuah lab, belum sempurna memang tapi jadi punya bayangan itu tidaklah mudah. 

Teman-teman dekat saya datang dan pergi silih berganti, memberikan kesan dan pembelajaran. Mereka pergi untuk satu tujuan. Teman adalah mereka yang bertemu secara kebetulan karena punya tujuan sama dalam dimensi tempat dan waktu yang sama. Diantara mereka ada sahabat yang punya keterikatan melewati batas dimensi ruang dan waktu dimanapun mereka berada. Jika beruntung saya akan menemukan pendamping hidup yang punya keterikatan melebihi batas dimensi dan emosional sebut saja cinta. Yup, apa arti hidup tanpa mereka. Mereka memberikan warna terutama saat kita menjadi orang yang berarti dalam hidup seseorang. Atau pun kegetiran dan kepahitan yang justru mendewasakan. 

Awalnya saya bingung sudah sejauh manakah saya melangkah, tulisan ini sendiri adalah wadah refleksi. Di umur yang bertambah saya ingat satu pesan saat kamu tidak bisa bersyukur lihatlah dirimu beberapa tahun ke belakang. 

Terimakasih ya Rabb atas limpahan rahmat dan karuniamu.. 
Mengutip Surat Ar-Rahman 31 "Fa-biayyi alaa'i Rabbi kuma tukadzdzi ban" Maka nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan. 

Dan cara terbaik untuk bersuyukur adalah melakukan yang terbaik hari ini, jam ini dan menit ini. Satu hal yang sering terlewatkan.

Carpe diem



Sunday 8 February 2015

People Globalization

Kemarin di lab ada acara seminar dari salah satu distributor reagen. Dari logatnya berbicara langsung bisa saya tebak orang Singapore. Secara tidak sadar dengan mudah kini kita sering menemui orang asing yang ada disekitar kita memeang peran-peran penting. Jadi enggak cuma wisata doang di Indonesia. 

Di sebuah lab di Telethon Children Hospital saat training saya bertemu para PhD Sweden, Aussie, dan Jerman. Dan saya adalah orang Indonesia, yang ada di sana. Kalo di deskripsikan.. Si Jerman & Sweden : Cool, skillfull, confident, organized, look expert & well prepared. Si Aussie:Welcome, easy going, friendly, confident, expert, and experienced. Rata-rata semua orang sejauh yang saya temui disana adalah good listener terhadap ide dan terbuka untuk diskusi tentang hal yang baru. Ini yang masih sulit disini kita terbiasa jadi peminta informasi. Enggak suka dikasih kail, maunya dikasih ikan.

Menurut pak Handri GE di bukunya, jaman portugis masuk ke Indonesia, lalu dijajah Belanda dan Jepang itu adalah Globalization of the Country Saat suatu negara berekspansi memperluas jangkauan menjadi lebih luas, lebih global dengan bentuk negara kolini/kolinialisasi. Namun sejarah mengajarkan kerugian yang tidak sedikit baik harta maupun nyawa akibat perang berkepanjangan.
Maka lahirlah Globalization of The Company, sekarang hp yang anda pegang merek apa? Itu adalah contoh riil produk-produk perusahaan multinasional yang produknya menguasai pasar lokal suatu negara. aiwaPosisi Indonesia masih terjajah secara tidak langsung. Kita menjadi object dari globalisasi ini, lebih tepatnya pasar produk-produk multinational company. Air yang kita minum tiap hari aja A*ua produk Perancis. Laptop di depan saya produk Taiwan.

Saat ini yang sedang bergerak adalah Globalization of The People. Orang dikenal berdasarkan paspornya maka ia membawa nama negaranya. Maka tidak aneh jika kini atau kedepan akan sering kita temui orang dari berbagai negara di sekitar kita. Saat orang dilihat dari keahliannya, dari manapun negara dia berasal.

Yang saya takutkan adalah nantinya kita tidak bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Oleh karena itu let's prepare.. Tidak apa-apa mengekspor orang-orang Indonesia keluar, yang penting adalah kembali untuk membangun Indonesia. Saat ini iklim di Indonesia belum mendukung riset, banyak keterbatasan. Namun dengan tetap optimis, iklim berubah dan infrastuktur mendukung entah dari pemerintah atau swasta. Orang-orang Indonesia hebat yang ada diluar pasti akan kembali. Seperti yang terjadi pada China dan India. Mereka telah sadar pentingnya riset di berbagai bidang. Orang indonesia dan output sistem pendidikan kita ga kalah kok sama orang luar. Apalagi kita punya jumlah usia produktif yang buanyak disaat negara-negara maju hampir didominasi orang dengan usia lanjut. Tapi Quantity is NOTHING without quality kita akan sekali lagi dan lagi terjajah.. Its our choice...
Lets be better Indonesia.. 

Friday 6 February 2015

They call it's a lab, No It's Home!

Sudah hampir dua tahun ternyata kerja di IHV, sebenernya ga kerasa juga kok cepet ya berasa kemarin baru biosafety training, eh udah semester 2 aja dan kalo ipk dibawah 3 drop out dari UI #kencangkanikatkepala :). 2014.. what a though year, tapi memberikan pembelajaran berharga, Saat-saat sulit selalu memberikan nafas kedua dan sadar tentang banyak hal berharga yang kita punya.
Pengen nulis hal-hal menarik di IHV tempat pertama saya bekerja, menimba ilmu.dan ketemu orang yang special (muka merah).

1st Biology Molecular stuff
Salah satu momok pas kuliah dulu, karena semua diawang-awang jadi sulit dibayangkan kalo dpraktekan. Apalagi pas skripsi enggak ambil genetika molekuler. Biologi molekuler menjadi bagian tergelap ilmu perbiologian saya. Tapi secercah cahaya risbin 2014 datang, Akhirnya baru ngeh itu toh desain primer, codon optimization, cloning, transformasi, ligasi, ekspresi, dan istilah lain yang tidak bisa saya sebutkan satu2.Ternyata seru juga apalagi dengan pergembangan Synthethic Biology saat ini, you are Gene Engineer Ndees!.

1st Journey to the South
Perjalanan ke selatan Indonesia, yup Perth a beautiful city khususon Swan river. Sebenernya dari dulu pengen buanget ngerasain yang namanya salju. Waktu kesana pas winter clingak-cliguk mana saljunya gan.. Dari dalam bandara, pas pintu kebuka duinginnya poool. Winter coat *pinjaman dipakai. Sejak saat itu saya akan sujud syukur nanti kalo ketemu salju, maybe Kobe haha.

1st Medium Grant
Ide besarnya prof, namun akhirnya diijinkan untuk nulis proposal dengan tema yang lebih spesifik. Alhamdulillah dikasih kesempatan Risbin 2015 *Ingatuangrakyat itu value yang ditekankan ihv jadi kerjakan dengan penuh tanggung jawab, rencanakan dengan baik biar ga buang-buang reagen, dan bisa memberikan kontribusi kembali untuk masyarakat. Ketemu orang-orang dari seluruh Indonesia dengan background dan riset yang beragam lumayan menambah wawasan. 

1st Big Project
Belum pernah terbayang tergabung dalam riset yang melibatkan 4 ilmu kedokteran sekaligus dengan fokus riset virologi-imunologi. Tertantang jelas, apalagi bekal ilmu masih minim jadi terpacu untuk belajar-belajar woy. Karena berada di dalam suatu tim riset maka harus bisa berkontribusi optimal. Mengambil peran atau Ditinggalkan... Itu adalah sebuah pilihan.
Jadi inget "Geodia Team", the best research team I've ever had.. dan teman2 ksk atas bantuannya pas nyari sampel buat sekeripsi.. pada kemana ya sekarang kalian?

1st Flowcyto Experiences
Mesin flow pertama yang saya pegang bernama Marlin, FACS Canto II yang hidup di Royal Perth Hospital. Namanya marlin tapi gambar ikan nemo, sebagai anggota ksk agak gimana gitu. Baru sadar alat ini semacam deep microscop yang bisa melihat sel hingga tingkat ekspresinya. Kalau ada yang mau bikin grup, mailing list, atau diskusi tentang flow saya sangat-sangat mendukung. Kemampuan troubleshooting linier dengan pengalaman pakai alat.
Apalagi banyak alat baru yang dibeli berbagai pusat riset di Jakarta. Sehingga riset di Indonesia juga turut maju, diagnostik semakin efektif, dan apalagi kalau kita bisa mulai berinovasi. 

1st lab with Big History
setelah denger cerita sejarah tentang pendirian lab ini, saya sampai pada kesimpulan politic is kampret. Mari kita tunggu buku yang membahas dinamika politik dan science. Great lesson for the future generation, we should create better research environment in our beloved country, sambil pake gaya marthin luther king ngomong I have a dream tapi sambil tidur beneran.. zzzz...

But, It's my 2nd Home Now... 

"Rumah tempat terlahir, dididik, belajar tentang nilai-nilai integritas, tanggung jawab, kerjasama, dan saling menghargai. Dimanapun berada nanti disanalah tempat untuk kembali untuk berkontribusi"



Saturday 31 January 2015

Lead Yourself First!

Jakarta hujan deras malam ini syukuri saja, kita tidak boleh mengeluh sama rahmat yang Alloh berikan. Sambil nunggu hujan reda kali ini pengen nulis tentang leadership.Iya benar kepemimpinan, pasti yang terlintas adalah Pak Jokowi atau Bos, CEO, direktur IHVCB.. #malahpromosi. Tidak salah namun ternyata kepemimpinan tidak hanya terbatas untuk hal-hal yang sifatnya jabatan. Leadership itu salah satu komponen yang wajib dimiliki orang-orang dengan jabatan yang saya sebutkan diatas. Namun leadership sebenarnya tidak hanya diperlukan di jabatan fungsional, bahkan di kehidupan sehari-hari, pekerjaan apapun, relationship, dan keluarga.
Leadership adalah kualitas yang dimiliki seseorang untuk memimpin, definisi yang absurd ya.. makanya saya tambahkan lagi memimpin siapa? ya follower. Setiap pemimpin pasti punya follower kaan. Jadi sejauh mana kualitas seseorang agar dapat membuat orang lain sebagai follower mau mengikutnya itulah leadership.Terus biar follower mau ngikut apa sih yang harus dimiliki seseorang? Yang jelas dari quote panutan saya sejak kuliah  "Leader is the person who knows the way, shows the way and lead the way" Nah jadi leader itu harus tau mau dibawa kemana follower kita..
Kalau followernya aja ga tau mau dibawa kemana followernya, apa kata dunia? Disiin self leadership diperlukan. Kalau menurut pendapat saya prinsip dalam self leadership ini sama dengan prinsip leadership itu sendiri cuma sekarang followernya adalah self/kita sendiri. 


 Dari beberapa referensi yang saya baca, saya paling suka dengan self leadership yang ditulis pak Handry Satriago,Secara simpel yaitu kita menentukan dua titik yaitu titik A (posisi awal) dan Titik B (where you wanna go). Untuk menentukan titik A kita memerlukan self assesment yang objektif, di titik ini kita bisa mengetahui apa potensi yang bisa ditonjolkan. Lalu titik B adalah target yang harus dicapai. Tentukan target yang tinggi namun realistis, tapi jangan terlalu rendah namanya juga "Dream". Tapi jangan berhenti disitu setelah titik B tercapai buat titik B yang baru.
Ini beneran mengingatkan sama teori organisasi pas jaman kuliah "KSK Unite 2010" bagaimana dulu membuat visi organisasi titik B, mulai dari titik A. Dilanjutin ketua selanjutnya mereka membuat puncak-puncak baru. I learn so much from this organization "Jales viva, jaya KSK". Eh malah jadi kemana-mana..
Oke kembali lagi jadi intinya dalam self leadership kita mesti tau dari mana kita mulai dan kemana tujuan kita yaitu our big Dream!. Tentu saja kita tidak boleh cepat puas dengan puncak baru yang telah dicapai.
Oke setelah kita sukses membuat titik-titik bagian tersulit adalah how to go to the  "B"? Saya juga mengalami kesulitan ini tanpa rencana yang jelas kita hanya akan mimpi doang disiang bolong. Itulah karenanya diperlukan step by step, nama kerennya milestones bisa juga kita sebut batu loncatan.Milestones adalah capaian-capaian secara bertahap yang akan menghantarkan kita dari titik A ke titik B. Hal ini juga membantu untuk mengukur sejauh mana kita melangkah plus membantu merencanakan strategi berikutnya.
Setelah menentukan titik A (where are you know?) membuat milestones untuk Big Dream (where will you go?) selanjutnya adalah Berserah diri atas semua usaha yang dilakukan dengan catatan usahanya sudah optimal. Kita juga harus terbuka dan siap berkolaborasi dengan orang lain.
Manusia bisa berencana pada akhirnya Tuhan yang menentukan hasilnya :). Biar ga setres dan enjoy menikmati milestones dan semua proses yang ada karena tak ada jalan toll justru dari sana kita belajar..

"It's hard to lead others if you don't know how to lead yourself - Ken Blanchard."


Referensi:
Handry Satriago, #Sharing