Pages

Tuesday 3 April 2012

Oportunis Vs Truepenny


Enam suku kata yang dapat dengan mudah dieja anak sd kelas satu mungkin masih terbata-bata sesuai pemahaman mereka dengan kata yang satu ini. Demikian pula aku yang hingga kini masih menemukan missing link di sana sini untuk kata ini. Ga seperti dulu dikala masih lugu anak semester satu, setiap ada orang minta bantuan gampang banget dan tanpa dinyana saya benar-benar ikhlas membantu. Hingga beberapa semester kemudian kira2 semester 3 kejadian yang membuka mata batin saya merubah paradigma dunia putih bersih yang sejak yang SMA kuyakini. Terlalu naif kala itu memang dunia ini hitam-putih, sisi hitam yang sebelumnya tidak pernah kuperdulikan. Namun kala itu hitam mengena manghujam ke dalam ulu hati membuatku terkejut benar-benar terbelalak. Tetapi tetap aku tak terlalu peduli. Hingga kini 4,5 tahun di biologi bener-bener memahami hukum yang ada dimanapun di berbagai belahan dunia ini. Meminjam kata mutiara blog tetangga sebelah:

“People come and go. They’ll come when they need something, but they’ll go when they get it” Riza Putranto
  
Hufth.. pasalnya dari berbagai interaksi dengan sekian banyak orang kini hanya dengan intonasi suara dan sorot mata saja sudah bisa menerka apa motivasi orang ini, saya sendiri mengkategorikan mereka sebagai Oportunis dan Truepenny, oportunis datang dikala butuh, hilang batang hidung dikala tidak butuh. Sedangkan truepenny adalah orang tulus. Keduanya memberikan respon yang berbeda dikala secara sadar harus memberikan feedback.
Ya Tuhan jika boleh meminta maka semoga saya tidak bisa mengkategorikan keduanya. Pernah denger celetukan sekaligus nasehat dari kawan sebagai bahan introspeksi saya "menjadi baik itu baik, namun terlalu baik itu menjadi tidak baik". Benar tapi menurut saya kurang tepat, Jikalau boleh memilih saya lebih menyukai konsep "Sebaik-baik manusia dalah orang yang bermanfaat untuk orang lain, bahkan mencintai saudaranya melebihi dirinya sendiri" kata yang menurut saya melambangkan esensi keihklasan tertinggi. Mungkin pikiran saya terlalu simpel, Sungguh esensi kehidupan paling mentereng yang saya temukan di tengah hiruk pikuk kehidupan.
Saat mengawali segala aktivitas tentu harus ada niat yang tulus plus ikhlas. Yang saya maksud adalah dalam hal meniatkan sesuatu tindakan. Satu lagi nilai moral dari N5M (Tidak ada kegiatan agama dan non agama disini, agama adalah oksigen di tiap jengkal kehidupan) demikian halnya dalam keseharian kita. Konsep  keihlasan dan manfaat bagi orang lain, menurut saya tak akan ketemu pangkal ujungnya ini yang saya sebut "the missing link". Missing link yang saya maksud di depan adalah integrasi keseharian kita dengan agama (sebagai oksigen). Maka keikhlasan karena Alloh menjadi bargaining power tingkat akherat. Jadi mau ketemu oportunis atau truepenny pake aja bargaining power tingkat akherat, dengan mempertimbangan skala prioritas dan kemampuan kita tentunnya.  
So, don't too much thinking what types of you guys.. honestly i really don't care about it and will help as good as i can :D
Referensi blog tetangga:
http://rizaputranto.wordpress.com/2011/12/06/daftar-kalimat-mutiara/#more-767

0 comments: