Pages

Friday 2 November 2012

Bersyukurlah #3


Hidup itu seperti kepingan- kepingan puzzle, ya benar kepingan puzzle itu adalah bentuk usaha dan pilihan-pilihan kita di masa lalu dan masa sekarang. Postingan ini mungkin dalam rangka bentuk syukur atas berbagai momen di masa lalu yang menjadi penyusun yang sangat luar biasa untuk masa kini. Saat ini juga masih mencoba untuk menyusun kepingan-kepingan puzzle menjadi bentuk yang utuh.

Kadang saya merasa mimpi-mimpi yang saya tulis itu "melengse" atau tidak sesuai yang kita inginkan. Mungkin mimpi yang "melengse" tadi tidak pernah ditulis dalam novel-novel inspiratif yang pernah ada. Menurut saya novel-novel inspiratif yang pernah ada sekarang ini hanya sebatas memuncaki puncak dunia yaitu ujung-ujungnya udah keluar negeri. Saat ini saya menjadi bertanya "NJUK NGOPO" kalo udah ke luar negeri. Tapi nilai positif yang dapat diambil adalah nilai perjuangan orang-orang tersebut untuk mewujudkan mimpinya yang awalnya impossible. Tanpa mengurangi rasa hormat saya terhadap orang-orang hebat itu yang dengan berani memperjuangkan mimpi. 

Akhirnya saya gagal ke luar negeri kecuali malaysia (yang tidak saya anggap sebagai luar negeri) hehe.. Awalnya berkat buku-buku itu saya sangat terinspirasi mengejar dan melakukan apapun untuk bisa keluar negeri. Sebuah mimpi buta mungkin, yang berakhir dengan publikasi Aberdeen yang diperjuangkan sampai berdarah-darah. Saya tidak pernah merasa menyesal toh saya tidak salah, hanya sistem registrasi yang konferensi berbeda antara Scotland dengan Indonesia. Itu menjadi sebuah momentum bagaimana saat kita berada di titik paling bawah. Sebuah pembelajaran yang sangat berharga dalam hidup. Sebuah garis tegas untuk membedakan mana saudara, sahabat, teman dan berteman sebagai formalitas. Lebih mengerucut lagi pada kondisi tidak ada siapa-siapa hanya saya dan Alloh, yang pada akhirnya ditunjukkan jalan keluar yang keren. Mereka yang mau menerima saya dalam kondisi saat itu, tanpa banyak menghakimi namun dengan niat tulus membantu. Disaat yang lain hanya bisa menjustifikasi salah atau benar. Atau bahkan membicarakan di belakang.

Setelah itu melewati tahap ngeJobseeker dan pada akhirnya diberi kesempatan benar-benar menjadi peneliti. Asisten peneliti lebih tepatnya. Melalui jalan yang saya sendiri tidak pernah terpikirkan (Enjoy Jakarta #6). Itu cara Alloh menunjukan jalan kepada hambanya. Kurang lebih sudah satu bulan kurang bekerja di sebuah Institusi Riset. Hingga satu bulan ini satu yang saya rasakan "Bangga" :D. Bertemu orang-orang yang fokus terhadap riset di Indonesia. Dari beberapa kali obrolan singkat dengan sesama kawan yang bekerja disana, setiap keluhan atau permasalahan yang dihadapi berakhir pada kalimat "Apa yang sudah engkau berikan pada negara"

0 comments: