Pages

Sunday 9 September 2012

Kota yang indah itu bernama Jogjakarta

Sebuah status di FB yang dari salah satu group yang saya ikuti...

Maiyahan Bersama Cak Nun dan Kiai Kanjeng

Sabtu, 8 September 2012, 20:00 WIB
di Benteng VREDEBURG, Yogyakarta.

Dapet informasi menarik karena bakalan bisa nonton kiai kanjeng+cak nun secara langsung biasane youtube-an.Kebetulan disana ada Pekan Apresiasi Museum. Kali ini bener-bener meniatkan diri dateng kesana. Setelah bermacet-macet ria di jalan malioboro akhirnya sampai juga di Vredeburg.


Ini dia panggung tempat kiai kanjeng Pentas. 
Untuk masalah lagu, Kiai Kanjeng tidak perlu diragukan. Mereka sudah biasa pentas di berbagai negara eropa, amerika, australia dsb. Membawakan shalawatan dengan menggunakan instrumen gabungan gamelan dengan berbagai alat musik modern. Setelah tadi malem denger lagu-lagu kiai kanjeng langsung pertama kalinya dengan ikhlas saya memberikan applause. Pas sma perasaan konser2 band-band yang saya tonton biasa aja gan, apalagi kalo lagu mereka menye-menye.. arrrgh, balang sendal. Kembali ke kiai kanjeng, hehe.. yang bikin acara kiai kanjeng selalu berkesan adalah adanya  caknun. 
Sebelum saya menulis postingan ini saya membaca sebuah blog yang isinya menjelek-jelekkan caknun  dengan sholawatannya. Sebelumnya saya juga sudah membaca buku tentang beliau "The Spiritual Journey EMHA Aninun Najib". Sebenarnya pergerakan caknun saat ini adalah murni dakwah. Dakwah yang sedikit berbeda dengan dakwah yang lain. Dengan sebutan Jamaah Maiyah bagi para penyimak pengajian beliau. Yang artinya adalah "MELINGKAR" di maiyah terjadi diskusi bebas antara  caknun  dengan para jamaah. Tidak terbatas pada agama, bahkan sangat meluas hingga berbagai aspek kehidupan. Sampai ranah ilmu pengetahuan, politik, budaya, hingga sejarah.
Apa yang ditempuh  caknun  saat ini meniru cara Sunan Kalijaga dalam menyebarkan islam. Sunan kalijaga dulu membuat inovasi pada wayang kulit dengan mengintegrasikan nilai-nilai islam. Sama dengan Kombinasi Kiai Kanjeng & EMHA namun dengan mengimprovisasi sholawatan dan berbagai musik tradisional hingga modern.
Bagi sebagian orang pemikiran beliau kadang sulit diterima. Kenapa? pada kesempatan ini di Vredeburg EMHA selalu berpesan. "Apa yang saya katakan tolong tidak dipahami secara parsial, tolong pahami secara komprehensif dan menyeluruh". Karena kadang orang hanya memahami dengan sepotong-sepotong, 
Dengan cakupan yang sangat luas sebenarnya  caknun  menyelipkan pesan untuk merohanikan semua aspek kehidupan. Secara mudah diartikan landasan setiap aspek kehidupan adalah Islam. Jadi Islam itu tidak terbatas pada ibadah mahdoh tetapi pada setiap sendi kehidupan sehari-hari.
Pada acara pekan apresiasi museum tampaknya caknun menempatkan diri sebagai budayawan. Menyiratkan pesan tentang letak museum saat ini. Museum saat ini masih dimaknai sebagai "Gudang", jadi barang-barang yang sudah tidak terpakai sebaiknya dimuseumkan. Caknun menawarkan sebuah pemikiran tentang museum. Sebenarnya museum adalah tempat untuk mengingat asal-usul masa lalu. Sehingga kita bisa menemukan siapa kita saat ini, lebih jauh menemukan mau jadi apa indonesia saat ini. Karena saat ini kita termasuk saya seolah-oleh lupa dengan pentingnya peran museum sebagai wahana pencarian jati diri. Kata caknun menambahkan, "Satu hal yang paling hilang dari generasi muda saat ini adalah Sejarah"
Kemudian caknun mengajak semua orang yang hadir untuk memaknai museum sebagai tempat kembali untuk belajar tentang masa lalu. Untuk menemukan jati diri Indonesia yang seutuhnya. Lebih lanjut tentang indonesia, disampaikan berbagai keprihatinan yang melanda bangsa. Termasuk pemimpin-pemimpin di pemerintah pusat. Menekankan bahwa seharusnya mereka belajar tentang andhap ashor. Berprinsip mikul duwur mendem jero dalam mengemban amanah. 
Lebih khusus caknun meyakinkan semua orang yang hadir di Vredeburg untuk tetap optimis dengan Indonesia. Bersama-sama membangun Indonesia dengan keahlian masing-masing. Beliau mencontohkan harmoni yang tercipta di Jogja adalah indikasi suatu saat nanti Indonesia akan memimpin dunia. Dengan Jogja sebagai mercusuarnya. Sambil bercanda, Kalo nanti orang indonesia yang memimpin dunia maka kita tidak akan menjajah eropa, atau amerika. Kalau kita sadar hingga saat ini kita Indonesia masih dijajah. Lihat saja freeport yang mengeruk kekayaan bangsa ini tak ada habisnya. Apa yang terjadi anda-anda semua masih bisa cengengesan hingga detik ini, Itulah Indonesia rakyatnya tahan banting. Setelah itu disertai tawa para penyimak acara tersebut.

Kota yang sangat indah ini bernama Jogja, kenapa saya baru menyadari cantiknya kota ini setelah bulan depan udah pindah ke jakarta, kemana saja selama ini, haha...

Pengalaman yang menarik untuk terus belajar budaya jogja dan kearifan lokal di dalamnya, tak lupa di integrasikan pemikiran Islam yang sangat luar biasa..

Nuwun Cak Nun...


0 comments: